Alasan Jamsostek Borong Saham Garuda

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki

VIVAnews - Masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Garuda Indonesia akan dimulai Rabu 2 Februari 2011 dan ditutup 7 Februari 2011. Berdasarkan hasil roadshow ke sejumlah negara beberapa waktu lalu, indikasi minat investor global mulai terlihat, meski hanya kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 1,3 kali.

Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, alokasi saham Garuda diperkirakan lebih mengutamakan investor domestik dibanding asing. "Paling sedikit 80 persen untuk investor domestik, baik institusi maupun ritel. Sisanya asing," kata Mustafa, pekan lalu.

Porsi yang cukup besar untuk investor domestik tersebut direspons positif PT Jamsostek. Institusi jaminan sosial tenaga kerja itu pun menyatakan kesiapannya untuk menyerap lima persen saham free float Garuda. 

Direktur Investasi Jamsostek, Elvyn G Massasya, mengatakan, porsi lima persen tersebut merupakan batasan ketentuan yang diperbolehkan secara persentase. "Maksimal lima persen dari free float," ujar Elvyn kepada VIVAnews.com di Jakarta, Senin 31 Januari 2011.

Dia menjelaskan, jumlah saham Garuda yang dibeli tidak terlalu banyak. "Itu pun berdasarkan review dan harga saham Garuda toh di batas bawah," tuturnya.

Saham Garuda akan dilepas pada harga Rp750 per unit. Sebelumnya, Kementerian BUMN memberikan kisaran harga IPO maskapai penerbangan pelat merah itu di kisaran Rp750-1.100 per saham.

Jamsostek, Elvyn menambahkan, akan membeli saham Garuda untuk investasi jangka panjang. Apalagi, menurut proyeksi Jamsostek, saham Garuda berpotensi menguat dalam jangka menengah hingga panjang.

"Setahu saya, untuk saham free float sekarang, setelah di-adjust, posisinya oversubscribed. Tapi, tidak terlalu besar," ujarnya.

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut

Ekonom Dradjad Hari Wibowo menyarankan agar pemerintah mengutamakan investor jangka panjang, seperti Jamsostek dan asuransi, untuk membeli saham Garuda. Ini juga untuk mengantisipasi kondisi pasar yang sedang tidak bagus.

"Kementerian BUMN perlu menyiapkan langkah stabilisasi pasar dengan melibatkan secara penuh kekuatan BUMN di bursa," ujar Dradjad. Tujuannya, agar pasar semakin yakin terhadap kekuatan investor domestik sehingga tidak sepenuhnya didikte investor spekulatif asing seperti saat ini.

Setelah masa penawaran umum perdana (IPO) pada 2,4, dan 7 Februari 2011, masa penjatahan dijadwalkan pada 9 Februari 2011. Selanjutnya, saham Garuda akan mulai diperdagangkan dan dicatatkan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Februari 2011.

Bea Cukai dan Bareskrim Polri Jalin Sinergi Gagalkan Peredaran Narkotika di Tangerang dan Aceh

Total saham Garuda yang dilepas sebanyak 6,27 miliar unit. Porsi Garuda sebanyak 4,4 miliar saham, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk yang memiliki saham di Garuda mendapat porsi divestasi 1,9 miliar unit. Dari pelepasan saham Garuda tersebut, total dana yang dapat diraup sekitar Rp4,7 triliun. (hs)

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia / MKRI

MK Juga Surati KPU dan Bawaslu, Bakal Bacakan Dua Putusan

MK bakal membacakan putusan sidang perselisihan pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pilpres 2024 pada 22 April 2024 mendatang.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024