Cabai Meroket, Kepala BPS Inspeksi 4 Kota

Cabai
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews- Fenomena kenaikan harga cabai bukan hanya mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Bahkan, Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan harus terjun langsung ke empat kota guna memastikan apa yang sesungguhnya terjadi dibalik lonjakan harga cabe.

"Selama beberapa minggu kemarin saya tidak pernah menikmati weekend, saya keliling ke sentra produksi cabai," kata Rusman Heriawan dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Selasa, 1 Februari 2011.

Bulu Mata, Salah Satu Kunci Penampilan Kris Dayanti

Empat sentra produksi cabai yang dikunjungi Kepala BPS adalah Brebes, Majalengka, Garut, dan Tuban. Dia juga membeli 30 kilogram cabai.

Rusman mengaku penasaran dengan lonjakan harga cabai belakangan ini. Bahkan, pada Desember tahun lalu, harga cabai sempat menembus angka Rp100 ribu per kilogram dan masih tetap tinggi pada Januari. "Harga cabai ini luar biasa. Benar-benar pedas."

Dari hasil penelusuran di lapangan, Kepala BPS baru mengetahui apa yang menyebabkan harga cabai melonjak tajam. Menurut dia, produksi cabai menjelang akhir tahun 2010 memang mengalami penurunan sangat drastis. Dampaknya, pasokan cabai ke pasar mengalami ganggguan.

Dia mengungkapkan penurunan produksi cabai terutama disebabkan oleh trauma para petani cabai. Petani trauma karena mengalami kerugian menanam cabai saat harga pernah anjlok. Harga yang mereka terima hanya Rp3.000 per kilogram, padahal untuk mencapai titik impas harga jual di tingkat petani Rp7.000-8.000 per kilogram. "Ada dampak psikologis sehingga petani enggan menanam cabai," katanya.

Minimnya harga yang diterima juga menyebabkan petani tidak bisa lagi memutar modal untuk menanam pertanian cabai baru. Faktor lainnya adalah adanya anomali cuaca yang menyebabkan produksi cabai menurun.

Dengan kondisi tersebut, BPS mengusulkan agar harga ideal komoditas cabai di tingkat petani sebesar Rp15 ribu per kilogram. Harga tersebut dianggap para petani cukup ideal dan bisa membuat mereka tetap menanam si pedas.

Usulan lain dari para petani adalah pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas cabai. Namun langkah ini diakui Rusman sulit dilakukan mengingat cabai bukan seperti beras yang dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama. (hs)

Drama  Sungkyunkwan Scandal

Kutukan Sungkyunkwan Scandal: 5 Pemerannya Terjerat Kontroversi Bertubi-tubi!

Pada 2010, drama Korea Sungkyunkwan Scandal meraih kesuksesan yang luar biasa di kalangan penonton. Namun, seiring berjalannya waktu, drama ini mulai sulit ditonton

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024