Ciputra Mimpi Hasilkan Konglomerat dari TKW

Ir Ciputra
Sumber :
  • www.ciputra.org

VIVAnews - Taipan di sektor properti, Ciputra, bermimpi untuk menghasilkan konglomerat dari tenaga kerja wanita (TKW) melalui program kewirausahaan.

Untuk mewujudkan mimpi itu, hari ini dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tentang pelatihan kewirausahaan bagi pekerja migran Indonesia di Singapura.

Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Djohan Handojo dari Media Transformation Ministry (MTM) Ltd dan Ciputra serta Wakil Ketua Pembina dan Presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Antonius Tanan.

"Angan dan cita-cita saya bahwa Indonesia memiliki konglomerat yang asalnya dari TKW," kata Ciputra di Jakarta, Jumat, 4 Februari 2011.

Mengapa TKW yang akan dilatih menjadi wirausaha? Ciputra beralasan, TKW telah memiliki mental sebagai wirausaha. Para TKW juga sudah memiliki keberanian untuk melakukan terobosan baru.

"Mereka meninggalkan cara-cara konvensional dan masuk cara yang baru, yang spekulatif dan penuh harapan. Jadi, mental mereka sudah ada," ujar Ciputra.

Alasan lain, menurut salah satu taipan terkaya Indonesia versi majalah Forbes itu, adalah untuk memutus garis kemiskinan.

Ciputra mengaku sedih jika mendengar berita tentang penderitaan sebagian TKW di luar negeri. Padahal, mereka pahlawan dan perjuangannya sangat luar biasa.

Bahkan, setelah kembali ke Indonesia, TKW kebingungan karena kesulitan mencari pekerjaan. Sementara itu, usia mereka juga tidak muda lagi.

"Jika mereka jadi pengusaha, jalur kemiskinan dapat diputus, sehingga anak-anak mereka bisa jadi pengusaha. Kalau tidak, anak mereka juga jadi TKW lagi," tuturnya.

Ciputra meyakini, dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, mereka dapat ikut mengatasi persoalan bangsa. Indonesia yang sudah 65 tahun merdeka, menurut dia, selalu dihantui kemiskinan, pengangguran, dan kekurangan pangan.

"Cabai pun merepotkan, coba bayangkan. Permasalahan bangsa Indonesia yang sudah 65 tahun merdeka masih seperti ini," katanya.

Ciputra berani bertaruh, jika Indonesia tidak melahirkan wirausaha baru, tidak mungkin Indonesia dapat mengatasi persoalan bangsa. "Yang membayar pajak triliunan per tahun itu para wirausaha. Sekitar 90 persen investasi dalam negeri juga dilakukan oleh para wirausaha," ujar dia.

Iran Bantah Rudal Israel Meledak di Isfahan: Itu Drone yang Ditembak Jatuh

Anggaran Rp20 Triliun

Untuk itu, dia pun meminta kepada pemerintah menyediakan anggaran Rp20 triliun per tahun guna pelatihan dan pembelajaran kewirausahaan. "'Kami meminta Rp20 triliun saja untuk wirausaha," kata dia.

Ciputra menilai, faktor yang ikut menyebabkan mandeknya perkembangan dunia kewirausahaan di dalam negeri selama ini adalah sejarah Indonesia yang dijajah selama 350 tahun.

TNI Berduka, Letkol Marolop Meninggal Dunia 2 Hari Usai Serahkan Jabatan Komandan Kodim di Papua

Setelah merdeka, dia melanjutkan, masyarakat selanjutnya cenderung belajar di sekolah dengan sistem yang kolonial. Dengan metode pembelajaran sistem 'memori' atau menghapal dan setelah lulus mencari kerja. Kondisi ini menyebabkan para lulusannya tidak kreatif, tidak inovatif, dan tidak mandiri.

"Mental the land of kuli and kuli of land," kata dia.

Ciputra mengatakan, para peneliti menargetkan dua persen atau sekitar lima juta wirausaha pada 2030. "Kami sedang membuat research centre (pusat penelitian) untuk mengetahui cara dan sistem yang paling tepat untuk menjadikan negara entrepreneur. Dan kami harus mendirikan entrepreneur ala Indonesia," tuturnya.

Alvina Elysia Dharmawangsa

Mengenal Sepak Terjang Karier Alvina Elysia, Dirut Perempuan di Anak Perusahaan Pupuk Kaltim

Alvina Elysia Dharmawangsa Mengawali karier di tahun 2008 sebagai staff Process Engineer di pabrik Pupuk Kaltim usai menuntaskan pendidikan tingginya dari jurusan Teknik

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024