- Antara/ Ismar Patrizki
VIVAnews - Akbar Faizal, politikus Partai Hati Nurani Rakyat, berjanji akan menanyakan soal kepedihan Alanda Kariza kepada Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian. Pertanyaan soal tuntutan kepada Ibu Alanda, Arga Tirta Kirana, yang lebih rendah daripada tuntutan kepada bosnya akan ditanyakan dalam rapat dengar pendapat soal kasus Bank Century pekan depan.
Akbar sendiri berharap, Alanda Kariza bisa hadir pada rapat yang diagendakan pada Rabu 16 Februari 2011 itu. "Alanda Kariza, saya janjikan kepada Anda untuk menanyakan kepada Jaksa Agung dan Kapolri soal kepedihan Anda ini saat RDP Century mendatang," kata Akbar yang dulu jadi inisiator pembentukan Panitia Khusus Kasus Bank Century itu, Rabu 9 Februari 2011.
Sementara itu, Hendrawan Supratikno, politikus PDIP, melihat tuntutan kepada Arga yang dulu menjabat Kepala Divisi Corporate Legal Bank Century itu tidak logis. Selain Arga, Linda Wangsa Dinata yang hanya kepala cabang juga dituntut 10 tahun.
"Lebih tinggi dari bos-bosnya yang hanya 8 tahun atau 6 tahun," kata Hendrawan yang juga dulu duduk di Panitia Khusus Kasus Bank Century itu. "Jadi, Kasus Century ini memperjelas ungkapan selama ini bahwa hukum bak pisau bermata dua, tumpul ke atas, sangat tajam ke bawah," kata dia.
Hendrawan menyatakan, kesemena-menaan tidak boleh dibiarkan.
Pagi ini, Rabu, 9 Februari 2011, ramai tersebar di Twitter blog seorang mahasiswa bernama Alanda Kariza. Alanda berkisah, dengan polosnya, tentang ketidakadilan yang dia dan keluarganya rasakan. Ibunya, seorang karyawan di Bank Century, kini menghadapi tuntutan. Tak kepalang tanggung, jaksa menuntut 10 tahun penjara plus denda Rp10 miliar--jauh lebih berat dari vonis yang dijatuhkan hakim kepada mafia pajak Gayus Tambunan dan pemilik Century yang menggangsir banknya sendiri, Robert Tantular. (sj)
Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"
Kemenkominfo menyelenggarakan kegiatan chip in Literasi Digital dengan mengusung tema “Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya”.
