Saham Apa Bakal Diburu di Akhir Pekan?

Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi masih dalam tekanan jual investor pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat 11 Februari 2011. Namun, pelaku pasar diperkirakan tetap memburu sejumlah saham.

Saham apa saja yang bakal diakumulasi investor asing maupun lokal di transaksi hari ini? Berikut, penuturan sejumlah analis tentang saham yang layak dibeli di saat IHSG dibayangi pelemahan dan peluang menguat kembali (rebound), setelah terkoreksi pada tiga hari terakhir berturut-turut.

Diketahui, pada perdagangan kemarin, Kamis 10 Februari 2011 indeks turun ke level 3.373,64. Begitu pula Rabu 9 Februari 2011, yang melemah ke posisi 3.408,43 dari perdagangan sehari sebelumnya (Selasa 8 Februari 2011) yang terkoreksi di 3.459,93.

Kepala Riset PT Valbury Securities Nico Omer J menuturkan, dengan kondisi bursa yang masih berpeluang melemah, sepertinya akan diikuti sejumlah saham. "Tapi, saham komoditas masih layak beli seiring harga komoditas di pasar dunia yang cenderung meningkat," ujar dia saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.

Dia merekomendasikan, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Namun, ia juga menyarankan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang harganya saat ini terbilang murah.

Sementara itu, harga batu bara dunia di pasar New Castle saat ini diperdagangkan pada harga US$127 per ton atau naik US$7 dari harga bulan sebelumnya (Januari). Sedangkan minyak sawit mentah (CPO), saat ini diperdagangkan pada harga US$1287 per ton.

Tidak hanya komoditas, metal juga mengalami kenaikan harga. Data London Metal Exchabge menunjukkan harga nickel saat ini telah menembus angka US$17.919 per LB.

Kepala Riset PT Recapital Securities Pardomuan Sihombing juga memperkirakan, pemodal akan memburu saham-saham komoditas tambang maupun perkebunan, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PTBA, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO). "Saham energi, yakni PGAS juga layak beli," tuturnya.

Dia berpendapat, saham-saham tersebut bakal diminati investor terkait tren penguatan harga komoditas global dan terbukti mampu bertahan terhadap kenaikan suku bunga. "Apalagi, sahamp-saham yang saya sebutkan tadi itu termasuk penggerak IHSG. Jadi, kalau indeks rebound, otomatis saham-saham itu ikutan," kata Pardomuan.

Seperti diketahui, saham sektor komoditas perkebunan seperti AALI dan SGRO berhasil menguat dan menahan kejatuhan indeks lebih dalam pada penutupan perdagangan kemarin.

SGRO menduduki posisi 15 saham penahan kejatuhan indeks dengan kenaikan harga sebesar Rp50 atau 1,80 persen pada posisi Rp2.825. Namun, pada perdagangan kemarin, saham ini tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli tinggi (bid) yaitu mencapai 5.451 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 2.880 lot.

Saham AALI berada di posisi 16 saham penahan terkoreksinya IHSG lebih dalam, karena menguat Rp50 (0,23 persen) ke level Rp21.700. Saham grup Astra ini mencatat kejadian transaksi mencapai 3.701 lot, sedangkan sisa penawaran beli hanya sebanyak 857 lot.

Sementara itu, BUMI tercatat masuk dalam 10 besar daftar efek yang paling banyak atau aktif ditransaksikan pada perdagangan Kamis. Saham Grup Bakrie ini bercokol di posisi ketiga dengan frekuensi sebanyak 2.859 kali, dengan harga saham melemah Rp50 atau 1,88 persen menjadi Rp2.600. Saham tambang tersebut menyisakan sisa penawaran beli mencapai 92.021 lot, tetapi transaksi yang terjadi mencapai 248.890 lot.

Sedangkan saham Adaro Energi bercokol di urutan sembilab, dengan saham yang ditransaksikan sebanyak 1.997 kali. Di mana harga saham stagnan di posisi Rp2.300. Saham ini terjadi transaksi 112.769 lot, dengan sisa penawaran beli sebanyak 77.116 lot.

Saham tambang lainnya, dengan kode PTBA menempati posisi 12 dengan frekuensi tercatat 1.849 kali. Harga saham melemah Rp600 (3,01 persen) menjadi Rp19.300, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 1.733 lot dan terjadi transaksi mencapai 12.171 lot.

Kemudian, saham PGN berada di urutan 14 dalam daftar saham teraktif, karena ditransaksikan mencapai 1.605 kali, dengan harga turun Rp125 atau 3,06 persen ke level Rp3.950. Saham ini terjadi transaksi sebanyak 58.982 lot, dengan sisa penawaran beli mencapai 25.370 lot.

Sedangkan saham perkebunan lain, yakni LSIP berada di posisi 45 saham paling banyak ditransaksikan, karena hanya mencatat frekuensi 645 kali, dengan harga saham melemah Rp200 (1,79 persen) menjadi Rp10.950. Saham ini menyisakan penawaran beli hanya sebanyak 2.505 lot dan terjadi transaksi mencapai 6.185 lot.

Sementara itu, saham non komoditas yakni ASII dan INTP masing-masing bercokol di urutan delapan dan 39. ASII ditransaksikan sebanyak 2.019 kali dan INTP hanya 753 kali.

Harga ASII bergerak stagnan di level Rp48.250, dengan sisa penawaran beli sebanyak 653 lot dan transaksi mencapai 10.326 lot. Sedangkan INTP melemah Rp200 atau 1,39 persen menjadi Rp14.150, dengan terjadi transaksi mencapai 13.539 lot dan sisa penawaran beli sebanyak 2.775 lot.

Kemudian untuk GJTL, saham yang masuk dalam posisi 19 saham penahan kejatuhan IHSG karena mengalami penguatan harga Rp25 (1,17 persen) di posisi Rp2.150, mencatat sisa penawaran beli mencapai 14.824 lot dan terjadi transaksi sebanyak 20.917 lot.

Perang OS VR, Mark Zuckerberg Bakal Geser visionOS Milik Apple dengan Meta Horizon
Nikmatul Rosidah dan suami

Viral Bule Kanada Ungkap Pengalaman Nikah dengan Wanita Indonesia: Mereka yang Terbaik

Media sosial dihebohkan dengan seorang bule Kanada bernama Dobson yang mengungkapkan pengalaman mengagumkan saat dirinya menikah dengan wanita Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024