Mengapa Saham Garuda Tak Laku?

Garuda Indonesia Go Public
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews- Saham PT Garuda Indonesia Tbk yang diperdagangkan perdana hari ini mengalami penurunan. Tak hanya itu saham ini juga sulit diserap oleh pasar, sehingga 47 persen saham harus ditelan oleh penjamin emisi.

Pasar saham yang tengah menurun dituding menjadi penyebab utama penurunan ini. Garuda dipasarkan dalam kondisi pasar yang tidak tepat.

Lantas, faktor apa yang membuat saham berkode GIAA itu sepi peminat?

Menurut Head of UBS Securities Rajiv Louis selaku international selling agent mengatakan investor asing menilai saham perdana Garuda terlalu mahal. Seperti diketahui harga Garuda ditawarkan Rp750, mengambil harga terendah yang ditawarkan yaitu Rp750-Rp1.100. "Harganya terlalu tinggi," katanya di sela-sela perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 11 Februari 2011.

Namun ia enggan menyebutkan komposisi investor yang dihimpun oleh UBS. Menurutnya yang penting adalah investor percaya dengan perusahaan. "Garuda dapat menghimpun dana yang ditargetkan," ujarnya.

Terkait harga saham yang mengalami koreksi, Rajiv menjelaskan hal ini terpengaruh oleh sentimen negatif seperti krisis Mesir dan ekspektasi peningkatakn inflasi yang meningkat. Menurutnya investor asing khawatir kenaikan inflasi di Indonesia, yang dibandingkan dengan China dalam 12 bulan ke depan. "Padahal kami sudah berusaha meyakinkan tingkat inflasi di Indonesia masih dapat dikontrol ketimbang inflasi di China," ujarnya.

Kondisi pasar yang buruk juga dituding Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar menjadi penyebab sepinya saham Garuda. Menurutnya penurunan ini sesuatu yang normal. "Market trend-nya sedang bearish. Yang penting kami akan menggunakan dana yang dihimpun untuk ekspasi yang akan membuat Garuda lebih baik," jelas dia.

Seperti diketahui, dalam transaksi awal, harga saham Garuda sudah langsung turun 50 poin, atau dibuka Rp700 dari harga perdana Rp750. Penurunan itu terus terjadi hingga akhir sesi perdagangan pagi yang melemah Rp110 (14,66 persen) menjadi Rp640. Volume transaksi tercatat sebanyak 934,7 ribu lot senilai Rp291,23 miliar dengan frekuensi 7.656 kali. (umi)

Kepsek SMKN 1 Nisel Ditahan Polisi Terkait Kasus Penganiayaan Siswa, Ini Kata Kadisdik Sumut
Ilustrasi logo Mahkamah Konstitusi.

KPU Ungkap Telah Pecat 13 Orang PPD Papua Tengah, Ini Alasannya

KPU menilai, 13 PPD ini tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan proses rekapitulasi.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024