- Antara/ Wahyu Putro
VIVAnews - Warga Sleman masih sering mendengar gemuruh yang bersumber dari Gunung Merapi yang berstatus Waspada. Hampir tiap malam, warga yang tinggal di lereng gunung mendengar gemuruh itu.
"Sudah sepuluh hari ini kami masih sering mendengar suara gemuruh yang bersumber dari Merapi," kata Nurhuda warga lereng merapi Surodadi, Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman, Yogyakarta, Kamis 17 Februari 2011.
Ia menjelaskan, suara gemuruh itu berasal dari Gunung Merapi. Suara gemuruh itu ditangkap dari signal HT (radio komunikasi) yang dianggap berbeda dengan signal kalau dari suara petir. "Kami bisa bedakan suara gemuruh petir dan suara gemuruh dari Gunung Merapi," kata Nurhuda. "Hampir setiap malam, kami mendengar suara gemuruh hujan maupun tidak hujan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengakui sesekali gemuruh merapi masih terjadi. "Itu sebagai kelanjutan erupsi Merapi 2010 lalu," katanya.
Gemuruh tersebut bukan menandakan kenaikan intensitas Merapi. Namun, menandakan aktivitas Merapi tidak pernah berhenti. Aktivitas Merapi fluktuatif, kata dia. "Kadang-kadang disertai abu vulkanik," ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam keadaan normal pun Merapi selalu mengeluarkan gas yang berasal dari kawah Gunung Merapi. Meski demikian, status Gunung Merapi belum naik dan hingga saat ini masih berstatus waspada.
Laporan Erick Tanjung | Yogyakarta