- doc Corbis
VIVAnews - Badan usaha milik negara di sektor farmasi meminta agar pemerintah dapat memberikan dana Public Service Obligation (PSO/Subisidi) agar mereka memiliki daya saing, serta bisa menjamin ketersediaan obat murah namun berkualitas bagi masyarakat.
Beberapa perusahaan farmasi tersebut antara lain PT Kimia Farma Tbk, PT Biofarma Tbk dan PT Indofarma. Direktur Utama Kimia Farma, Syamsul Arifin menjelaskan perusahaan membutuhkan subsidi sebesar Rp400 miliar untuk pengadaan obat generik. Selama ini, Kimia Farma tidak menerima subsidi sehingga wajar jika meminta dana PSO agar tidak mengganggu keuangan perusahaan.
"Kalau kami tidak mendapat PSO, kinerja keuangan sulit ditingkatkan. Sebab, di satu sisi harus menjalankan operasional perusahaan tapi di sisi lain ditugasi menyediakan obat generik," kata Syamsul di Jakarta, 17 Februari 2011.
Deputi BUMN Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur, Irnanda Laksanawan membenarkan perusahaan farmasi ingin diberikan PSO seperti halnya perusahaan BUMN lainnya. Mereka adalah Kimia Farma, Indofarma dan PT Biofarma. Apalagi, perusahaan farmasi ini sudah 15 tahun tidak diberikan PSO.
"Kami ingin mengusulkan kepada DPR agar dapat disamakan dengan BUMN lainnya yang sudah go public," ujarnya. Konsekuensinya, BUMN farmasi juga siap diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan menerima penugasan pemerintah.
Menanggapi permintaan itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menjelaskan saat ini pasar produk obat dalam negeri mencapai Rp36 triliun, namun baru Rp9 triliun pangsa pasar BUMN farmasi. Untuk itu, mereka perlu didukung agar dapat mengembangkan riset dan market share di Indonesia. "Melihat kondisi ini, dana PSO seharusnya sudah direalisasikan pada RAPBN-P pada April 2011," ujarnya.
Anggota Komisi VI lainnya, Nasril Bahar setuju jika BUMN farmasi diberi anggaran PSO. Namun dia mensyaratkan anggaran PSO harus dibuat secara rinci, akurat dan benar. "Jangan seperti BUMN lain yang tidak benar mengelola dana PSO."
Proyek Ini jadi 'Game Changer'
Game changer merupakan istilah yang mengacu pada perubahan atau inovasi yang mendasar dalam industri atau pasar yang mengubah dinamika yang ada dan ciptakan standar baru.
