- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi meragukan usulan Angket Mafia Perpajakan berhasil digulirkan. Menurut peneliti senior Lembaga Survei Indonesia itu, pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenai usulan itu membuatnya pesimistis.
"Prabowo Subianto secara terbuka menyatakan menolak usulan Angket," kata Burhan saat berbincang dengan VIVAnews.com di Jakarta, Minggu, 20 Februari 2011. Soal ini, Prabowo mengungkapkan usai rapat dengan Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis 17 Februari 2011.
Jika Gerindra secara bulat menolak, suara kubu pendukung usulan tidak akan cukup 50 persen suara DPR. Suara pendukung Angket hanya mencapai 48 persen jika Gerindra menarik diri.
"Tersisa empat partai yang solid, yang jika dijumlahkan suaranya tak sampai 50 persen," kata Burhan. Empat partai itu adalah Golkar (18,92 persen), PDIP (16,78 persen), Partai Keadilan Sejahtera (10,17 persen), dan Hanura (3,04 persen).
"Gerindra kemudian masuk kubu Demokrat bersama PPP, PAN, dan PKB," kata Burhan. Dan kubu ini memiliki suara lebih besar.
Namun, dia menjelaskan, peta parlemen tidak sehitam-putih yang disampaikan Burhan. Meski PPP, PAN, dan PKB cenderung menolak usulan Angket, terdapat beberapa penandatangan usulan dari tiga partai ini.
Apalagi, prosedur penetapan usulan menjadi agenda resmi DPR juga lebih sederhana, yakni disetujui setengah dari rapat paripurna yang dihadiri setengah jumlah anggota DPR.
Berikut rincian penandatangan usulan yang masuk ke pimpinan DPR pada 2 Februari 2011:
- 75 orang dari Golkar
- 15 orang dari PDIP
- 10 orang dari PKS
- 1 orang dari PAN
- 2 orang dari PPP
- 1 orang dari PKB
- 8 orang dari Hanura, dan
- 2 orang dari Gerindra.
(art)