- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Pemerintah rencananya akan menolkan pajak film nasional untuk menggairahkan perfilman nasional. Namun, bagaimana dengan pajak film asing yang sedang ramai diperbincangkan?
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik mengatakan akan bertemu dengan para importir film asing untuk mendengarkan aspirasi mereka mengenai pajak yang diminta.
Dia meminta, para importir film mengajak para eksportir juga berpikir mengenai Indonesia, dan mengenai apa yang terbaik. "Mari kita duduk baik-baik. Pasar kita 237 juta, sama-sama butuh," kata Jero Wacik di kantornya, Minggu malam 20 Februari 2011.
Mengenai besaran pajak yang akan dikenakan terhadap film asing, Jero Wacik belum bisa menyatakan besaran pajaknya. "Saat ini sedang dibahas. Oleh karenanya saya akan dengar berapa pajak yang diminta, struktur pajak yang diminta seperti apa, mau minta sama seperti kemarin atau lebih ringan dari kemarin, kami akan dengarkan," janjinya.
Mengenai Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-3/PJ/2011 tanggal 10 Januari 2011 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Royalti dan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Pemasukan Film Impor, ia menyatakan hal itu sudah dijalankan. Padahal, sebetulnya belum dirapatkan secara matang.
"Masalah itu telah dijawab Kemenkeu dan akan dievaluasi," kata Jero Wacik.
Menurut Jero, pemerintah tidak akan mematikan para importir film tapi dengan pajak yang pantas tentunya. Jika perlu, pajak film asing juga dinolkan namun dengan syarat mereka bisa menambah gedung bioskop 400 dalam dua tahun.
"Saya tidak akan meng-create (membuat) kebijakan yang mematikan perfilman," kata dia.
Jero Wajik mengaku saat ini, Indonesia sedang menuju jumlah film Indonesia yang semakin banyak dan film asing yang semakin sedikit. Saat ini, target film Indonesia untuk 2011 adalah 100 film, sedangkan film asing sebanyak 200 film.
Dalam pertemuan ini juga dihadiri beberapa tokoh film nasional seperti Tio Pakusadewo, Dedy Mizwar, dan Slamet Rahardjo.
Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.
