Proyek Macet, Wika Evakuasi Pekerja di Libya

Demonstran membawa poster anti pemimpin Libya Moammar Khadafi
Sumber :
  • AP Photo/Evan Vucci

VIVAnews - Situasi politik dan keamanan yang semakin tak menentu di Libya membuat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menghentikan pengerjaan proyek konstruksi yang berhasil dikantongi perseroan di Afrika Utara tersebut.  Bahkan, perseroan memilih mengevakuasi para pekerja asal Indonesia dari sana.

"Saat ini, kami fokus pada evakuasi para pekerja kita yang mencapai 200-an orang dari Libya," tutur Natal Argawan, sekretaris perusahaan Wijaya Karya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 23 Februari 2011.

Natal menambahkan, perseroan sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Libya untuk mengeluarkan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang direkrut Wijaya Karya untuk mengerjakan proyek pusat perbelanjaan (mal) senilai US$16 juta atau sekitar Rp141,59 miliar.

Dia mengakui, dengan semakin tak pastinya kondisi di Libya, membuat proyek mal di Qurji Invesment Complex di Tripoli mandeg dan tidak akan selesai sesuai target perseroan. "Proyek itu sudah kami garap sejak September 2010 dan ditargetkan kuartal II-2011 beres. Tapi dengan adanya ini bisa molor dari proyeksi," ujar Natal yang tak bisa memastikan kapan proyek tersebut bisa berjalan lagi dan selesai.

Pada kesempatan itu, Natal membeberkan, Wijaya Karya juga mengerjakan proyek konstruksi di negara Afrika lainnya, yakni di Aljazair. "Itu proyek pembangunan jalan. Saat ini, tinggal pengerjaan yang kecil-kecil saja dan lancar," tuturnya.

Selain di Afrika, ia mengaku perseroan baru saja mendapatkan proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik (power plan) di Timor Leste. "Tahun ini itu yang terbaru dikerjaan Wika, kita targetkan pada tahun depan (2012) selesai dibangun," ujar Natal.

Diketahui, Kemenlu kesulitan memberikan perlindungan dan evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Libya. Negara di bilangan Afrika itu mengalami krisis politik pasca-bentrok pendemo dengan militer.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah sudah menyiapkan berbagai opsi dan langkah kontijensi. "Libya ini kebalikan sifatnya dengan Mesir," kata dia di Kantor Presiden, hari ini.

Saat krisis, Pemerintah Mesir sangat terbuka dan memfasilitasi warga negara Indonesia. Hal ini berlawanan dengan Libya. "Semua jalur penerbangan udara, darat, laut itu agak sulit sehingga menimbulkan tantangan tersendiri," kata Marty.

Strategi Perumnas Gandeng Telkomsel Sasar Pasar Hunian bagi Milenial dan Gen-Z

Sementara itu, akibat aksi pembangkangan atau demo terhadap pemimpin Libya Muammar Khadafi, diduga sedikitnya 250 orang tewas dalam bentrokan. (sj)

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Istana Tegaskan Jokowi Tidak Ada Agenda Kunjungan Kerja ke Surabaya

Pelaksana Tugas Deputi Protokol dan Pers Media Istana Presiden, Yusuf Permana menegaskan tidak ada jadwal Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kunjungan kerja ke Surabaya.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024