- Banjir Ambarita | Papua
VIVAnews - Pelayanan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Dok II Jayapura, Kamis 24 Febuari sejak pagi hari lumpuh. Perawat dan dokter tidak bersedia menerima pasien setelah seorang dokter di unit gawat darurat dipukul oleh seorang keluarga pasien.
Dari pantauan langsung, pintu pelayanan unit gawat darurat Rumah Sakit Terbesar di Papua itu, sejak pagi hari ditutup dengan kereta dorong. Sejumlah pasien yang hendak berobat terpaksa hanya menunggu di depan pintu.
Salah seorang perawat Rumah Sakit bernama Beatris Andi mengatakan, aksi mogok yang dilakukan, berawal dari pemukulan yang dilakukan keluarga pasien terhadap salah seorang dokter. ''Ini bentuk solidaritas kami, karena dokter dipukul tanpa alasan yang jelas,'' katanya.
Sementara salah seorang pasien bernama Regina Masusendifo, yang hendak berobat mengungkapkan, dirinya sudah hampir 2 jam menunggu pelayanan Unit Gawat Darurat dibuka. Tapi jawaban petugas, pelayanan tidak ada karena dokter dipukul. ''Petugas mengatakan, perawat dan dokter di UGD lagi mogok karena salah seorang dokter dipukul pasien,'' ujarnya.
Regina Masusendifo mengharapkan, sekalipun ada aksi pemukulan semestinya tidak perlu dibalas dengan aksi pemogokan pelayanan,
apalagi ini terhadap masyarakat. ''Kan kami masyarakat dengan mogok begini tidak bisa berobat,'' katanya.
Sementara tak satu pun pejabat resmi Rumah Sakit Dok II Jayapura yang bisa dimintai keterangan terkait aksi mogok tersebut.
Laporan Banjir Ambarita | Jayapura