BPS: Bukan Kejutan, Ekspor Januari Turun

DR. Rusman Heriawan (Kepala Badan Pusat Statistik)
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor Januari 2011 mencapai US$14,45 miliar atau turun 14,11 persen dibandingkan Desember 2010 yang mencapai US$16,82. Namun, jika dibanding Januari 2010 (year on year), ekspor Januari tahun ini meningkat sekitar 24,65 persen.

"Ini bukan merupakan kejutan, jika ekspor Januari 2011 lebih rendah dari Desember 2010, ini sudah menjadi pola umum," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, di gedung BPS, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2011. 

Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante

Dalam lima tahun terakhir, sejak 2006, menurut dia, ekspor Januari selalu lebih rendah dari Desember tahun sebelumnya. "Memang siklusnya seperti itu," ujarnya.

Menurut data BPS, penurunan ekspor Januari 2011 karena turunnya nilai ekspor non migas sebesar 12,04 persen yakni dari US$13.570,6 juta menjadi US$11.963,3 juta. Selain itu, penurunan tersebut disebabkan turunnya nilai ekspor migas sebesar 22,74 persen dari US$3.259,3 juta menjadi US$2.581,2 juta.

Dia menjelaskan, penurunan nilai ekspor migas itu disebabkan turunnya ekspor minyak mentah sebesar 34,46 persen menjadi US$816,4 juta, dan ekspor hasil minyak turun sebesar 18,13 persen menjadi US$398,1 juta. Selain itu, nilai ekspor gas turun 14,65 persen menjadi US$1.303,7 juta.

Untuk volume ekspor migas Januari 2011 terhadap Desember 2010 (berdasarkan data Pertamina dan BP Migas) juga turun. Minyak mentah dan hasil minyak masing-masing turun sebesar 39,42 persen dan 25,2 persen. Demikian juga gas yang turun sebesar 38,49 persen.

Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari US$91,37 per barel pada Desember 2010 menjadi US$97,11 per barel selama Januari 2011.

Bila dibandingkan dengan Januari 2010, nilai ekspor Januari 2011 meningkat 24,65 persen. Peningkatan itu disebabkan kenaikan ekspor nonmigas sebesar 29,03 persen dan ekspor migas sebesar 7,39 persen.

Impor
Selanjutnya, untuk nilai impor Indonesia selama Januari 2011 juga tercatat turun. Nilai impor hanya sebesar US$12.548,7 juta atau turun sebesar US$598 juta (4,55 persen) jika dibanding impor Desember 2010. Kondisi itu dipicu penurunan impor nonmigas sebesar US$926,8 juta atau 8,82 persen. Sebaliknya, impor migas meningkat US$328,8 juta (12,44 persen).

Peningkatan impor migas disebabkan kenaikan impor hasil minyak sebesar US$519,3 juta (33,25 persen). Sementara itu, impor minyak mentah dan gas turun masing-masing sebesar US$135,1 juta (15,05 persen) dan US$55,4 juta (30,19 persen). Jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Indonesia pada Januari 2011 meningkat US$3.058,2 juta atau 32,22 persen.

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam

"Yang perlu dicatat, pertumbuhan impor pada Januari 2011 lebih cepat dibanding pertumbuhan ekspor. Walaupun secara total, ekspor masih tinggi dibanding impor," kata Rusman.

Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar US$1.034,9 juta (53,43 persen) dan US$2.023,3 juta (26,79 persen). Secara rinci, peningkatan impor migas lebih disebabkan peningkatan impor hasil minyak sebesar US$1.074,6 juta (106,79 persen) dan impor gas sebesar US$45,8 juta (55,65 persen). Sebaliknya impor minyak mentah menurun US$85,5 miliar atau 10,08 persen. (art)

Taylor Swift Tolak Tawaran Manggung Rp 146 Miliar! Pilih Fokus ke Album Baru daripada Uang?
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia / MKRI

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi (MK) memastikan tak ada deadlock dalam pengambilan keputusan sengketa Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU).

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024