- Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Badan Pusat Statistik hari mengumumkan inflasi pada bulan Februari 2011 mencapai 0,13 persen, lebih rendah dibandingkan posisi Januari 2011 sebesar 0,89 persen.
Jika akhir tahun lalu cabai menjadi penyumbang peningkatan inflasi, bulan ini giliran ikan segar yang kontribusinya signifikan terhadap inflasi.
"Sumbangan inflasi terbesar pada Februari ialah ikan segar [ikan laut]. Dari 0,13 persen inflasi, ikan segar menyumbang 0,03 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistika Rusman Heriawan dalam keterangan pers di Kantor BPS, Jakarta, Selasa 1 Maret 2011.
BPS hari ini mengumumkan inflasi Februari 2011 sebesar 0,13 persen. Kelompok bahan pangan yang selama ini memegang peranan sebagai penyumbang inflasi, kini berbalik justru sebagai penyumbang deflasi dengan kontribusi 0,1 persen.
Dengan tingkat inflasi tersebut, laju inflasi kumulatif (Januari-Februari) tercatat sebesar 1,3 persen dengan inflasi year on year (yoy) 6,84 persen atau turun jika dibandingkan angka yoy Januari 7,02 persen.
Menurut Rusman, besarnya kontribusi ikan segar pada perhitungan inflasi bulan lalu dikarenakan stok sumber protein dari laut tersebut sedang berkurang. Hal ini tidak terlepas dari tingginya gelombang laut yang menyebabkan nelayan enggan melaut.
Disamping ikan segar yang tiba-tiba mencuat, BPS juga mencatat adanya sumbangan inflasi yang berasal dari kenaikan harga mobil.
Kenaikan harga mobil juga dihitung. "Jangan dikira inflasi terjadi pada cabe merah, cabe rawait, beras saja, tetapi semua komoditas diukur adakah penambahan bebannya pada masyarakat," kata Rusman.
Selain kedua faktor tersebut, BPS juga mencatat adanya sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen yang berasal dari tempe, jeruk, bawang merah, minyak goreng, rokok kretek filter, dan batu bata.
Khusus dalam kasus sumbangan inflasi dari kenaikan harga tempe, BPS memperkirakan kontribusi inflasi dari bahan pangan ini dikarenakan harga kedelai yang cenderung naik. Sementara kenaikan cukai juga menyebabkan kontribusi rokok kretek filter dalam inflasi kali ini cukup signifikan.
Di sisi lain, BPS mencatat sejumlah komoditas mengalami deflasi selama bulan Februari 2011. Cabai merah yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi, kini justru berbalik menyumbang 0,1 persen.
Beras yang selama ini menjadi perhatian utama pemerintah karena dampaknya yang signifikan justru mengalmni penurunan harga yang pada inflasi juga mengalami deflasi dengan besaran 0,07 persen.
BPS hari ini mengumumkan inflasi Februari 2011 tercatat sebesar 0,13 persen. Kelompok bahan pangan yang selama ini memegang peranan sebagai penyumbang inflasi, berbalik dengan mengalami deflasi.
Dengan tingkat inflasi tersebut, laju inflasi kumulatif (Januari-Februari) tercatat sebesar 1,3 persen dengan inflasi year on year (yoy) 6,84 persen atau turun jika dibandingkan angka yoy Januari 7,02 persen.