LPS: Premi Penjaminan Sesuai Peringkat Risiko

foto ilustrasi bank
Sumber :

VIVAnews - Bank-bank umum di Indonesia diusulkan untuk dibagi berdasarkan tingkat risiko usaha mereka. Melalui pemeringkatan itu akan diketahui besaran nilai premi penjaminan simpanan.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Firdaus Djaelani, dari pengalaman 2008, premi penjaminan simpanan bank tidak dinaikkan yaitu sebesar 0,1 persen saat penjaminan naik dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar.

One Way Arus Balik Tol Kalikangkung, Pemudik Diimbau Kooperatif Ikuti Arahan Petugas

Ketidakseimbangan itu menimbulkan risiko, karena pemerintah menanggung risiko 20 kali dibanding nilai premi.

"Untuk itu, sebaiknya premi penjaminan diubah sesuai risiko bank," kata dia usai seminar ISEI Executive on Economics and Banking di Jakarta, Rabu, 2 Maret 2011.

Usulan tersebut, dia menambahkan, akan digulirkan ke perbankan dan Bank Indonesia. LPS juga akan menilai dan memberi peringkat bank berdasarkan nilai risiko masing-masing bank. Dari peringkat tersebut diketahui berapa nilai premi yang harus dibayar bank.

"Bank akan terbagi menjadi beberapa kelompok, misalnya lima kelompok. Bank paling bagus membayar premi 0,1 persen, sedangkan bank paling
berisiko 0,6 persen," ujar dia.

Menurut penilaian dia, penurunan nilai penjaminan simpanan dan perubahan nilai premi bakal menurunkan risiko LPS. "Sama halnya saat menaikkan nilai penjaminan, maka itu akan membebani kami," kata Firdaus.

Firdaus menambahkan, agar rencana tersebut berhasil, maka harus didukung pasar yang lebih stabil dan kondusif.

Dia menambahkan, rencana tersebut seiring dengan kebijakan negara-negara tetangga yang juga mulai menurunkan nilai penjaminan simpanan. Negara maju mulai menurunkan nilai penjaminan 2-3 kali produk domestik bruto (PDB), sedangkan negara berkembang 5-6 kali PDB.

Sementara itu, ekonom Anggito Abimanyu menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk merevisi nilai penjaminan. Selain nilai penjaminan, kebijakan krisis lain yang perlu diubah adalah contingency funds dan stimulus. "Pemerintah juga perlu menjaga inflasi tetap stabil dengan kebijakan moneter dan fiskal," ujarnya.

Sepanjang 2010, dia menambahkan, ekonomi Indonesia berjalan stabil dengan nilai investasi yang membaik di tengah pemulihan global yang belum berimbang. "Investasi menuju investment grade dan menjadi tujuan arus masuk modal asing. Namun, Indonesia belum memanfaatkan momentum arus modal masuk tersebut," kata Anggito. (art)

Puncak Arus Balik Lebaran Lintasan Bakauheni-Merak Diprediksi Malam Ini
Ilustrasi Lansia

Wanita Lansia di Jaksel Ngaku Diperkosa Handphone, Polisi Duga Halusinasi

Seorang nenek lanjut usia inisial M (79) mengalami nasib miris karena berhalusinasi mengakui bahwa dirinya sudah diperkosa oleh sebuah handphone.

img_title
VIVA.co.id
14 April 2024