- kerajaannusantara.com
VIVAnews - Sekitar pukul 14.00 WIB hari ini, Rabu, 9 Maret 2011, sekitar 350 anggota Front Pembela Islam memulai aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tengah guyuran hujan, peserta aksi duduk di pelataran, membawa bendera dan spanduk, menuntut agar Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan SK pembubaran Ahmadiyah.
Setelah berdemo di Kepatihan--kantor Gubernur DIY--menurut informasi, massa akan bergerak menuju kantor pos dan kantor walikota Yogyakarta.
Dari pantauan VIVAnews, sejumlah polisi tampak berjaga-jaga di lokasi aksi, untuk mengantisipasi kerusuhan. Tiga mobil polisi, termasuk sebuah barakuda, juga disiapkan di kompleks Kepatihan.
Humas Polda DIY Komisaris Besar Ani Pudjiastuti mengatakan pihaknya menurunkan empat kompi pasukan pengendali massa. "Dengan jumlah personel 570 anggota," kata dia kepada VIVAnews.com, Rabu, 9 Maret 2011.
Mereka terdiri dari dua kompi Brimob, satu Kompi Sabara (Satuan Barisan Anti Huruhara), dan satu kompi Satuan Wilayah gabungan dari Polres dan Polresta.
Anny menambahkan, pengamanan dibagi di beberapa titik. Di antaranya: Kantor Kepatihan, Kantor Pos Besar, Jalan Abubakar Ali yang merupakan lokasi gereja dan kantor Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) DIY, dan beberapa daerah rawan lainnya. "Memantau kondisi di lapangan, nanti personil bisa digeser ke titik-titik rawan," kata dia.
FPI berdemonstrasi memprotes sikap Sultan yang menyatakan tak mau ikut-ikutan pemerintah daerah lain--seperti Jawa Timur dan Jawa Barat--yang menerbitkan keputusan melarang kegiatan Ahmadiyah. Sultan berpendirian, "Yogyakarta saat ini damai sehingga tidak perlu ada provokasi." Apalagi, tambah dia, keberadaan Ahmadiyah di Yogyakarta selama ini toh tak pernah menimbulkan masalah. (Laporan: Erick Tanjung, DIY | kd)
Arema FC Bakal Rotasi Pemain Saat Lawan PSM Makassar
Arema FC akan menjalani salah satu laga penentu nasib mereka musim depan di Liga 1. Laga melawan PSM Makassar di pekan ke 33
