- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Indonesia akan mengetengahkan masalah ketahanan pangan dan peningkatkan produktivitas sektor pertanian pada pertemuan tahunan G20 di Perancis tahun ini.
Dari hasil pembicaraan antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana dengan Sherpa G20 Australia, Gordon de Brouwer hari ini di Jakarta, kedua negara sepakat membawa isu peningkatan produktivitas sektor pertanian, dan infrastruktur Asia-Pasifik.
"Di bidang pertanian, termasuk peternakan, Australia salah satu negara dengan produktivitas tinggi. Transfer investasi, teknologi, dan riset dari negara maju kepada negara berkembang mutlak diperlukan untuk ketahanan pangan, dan menjamin cadangan pangan negara-negara di dunia," ujar Armida.
Selain itu, Armida mengaku kedua negara juga sepakat agar pertumbuhan ekonomi berdaya tahan (growth resilience) mendapat perhatian pada pertemuan itu.
"Gejolak eksternal seperti harga minyak, dan perubahan iklim mempengaruhi kualitas pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi. Itulah mengapa diperlukan saling berbagi pengalaman kebijakan program pembangunan dengan negara lain," katanya.
Salah satu caranya, menurut Armida adalah memulai kerja sama Triangular Cooperation (Utara-Selatan-Selatan) di bidang perlindungan sosial, misalnya penanggulangan kemiskinan melalui Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PerdesaaN (PNPM) dengan negara berkembang lainnya seperti Afganistan.
Kunjungan kerja di Australia awal Maret lalu juga membahas kerja sama institusi di bidang perencanaan, dan penganggaran berbasis kinerja antara pemerintah Indonesia dan Australia. Hal lainnya, memperkuat dasar analitik untuk merumuskan kebijakan publik.(np)