7 Pemuda Disekap di Markas 744/SYB, 1 Tewas

Kekerasan
Sumber :

VIVAnews - Tujuh pemuda disekap oleh oknum anggota Batalyon Yonif 744/Satya Yudha Bakti yang bertugas menjaga perbatasan RI-Timor Leste.

Akibat penyekapan itu, salah satu pemuda, Charles Mali (21), warga Kelurahan Fatubenao, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur tewas. Sebelum tewas, Mali dilaporkan muntah dan kencing darah akibat luka dalam. Sementara enam pemuda lainnya dikabarkan menderita luka, ada juga yang kritis.

Pihak keluarga tidak terima dan mendesak agar para pelaku diproses hukum dan diberikan sanksi setimpal.

Dalam kronologis yang disampaikan pihak keluarga disebutkan,  Minggu, 5 Maret 2010 lalu, ada tujuh remaja Fatubenao, termasuk Mali  mabuk minuman keras. Mereka memalak dan mengancam seorang anggota TNI dari Yonif 744. Seorang dari mereka diduga membawa pisau.

Sore hari sejumlah anggota Yonif 744 mendatangi rumah korban.   Namun korban dan enam rekannya menghilang. Keesokan harinya, empat  anggota TNI kembali ke rumah korban, namun korban masih bersembunyi. 

“Tanggal 8 Maret, sekitar pukul 09.00, dua anggota Yonif 744 menjemput kedua orang tua korban ke markas batalyon. Keduanya mendapat sanksi wajib lapor di markas Batalyon  di Desa Tobir, sekitar 20 kilometer dari Atambua," ujar Romo Leo Mali, paman korban, melalui pesan singkatnya, Senin, 14 Maret 2011.

“Orangtua korban dikenai wajib lapor dan menjadi jaminan sampai korban menyerahkan diri,” tambah dia.  Korban dan saudaranya, Heri Mali, baru diantar ke Markas 744 pada Sabtu, 12 Maret lalu oleh salah seorang saudaranya dan ibu korban, Modesta Dau.  “Ibu korban berani menyerahkan anaknya karena sesuai perjanjian, korban bersama enam rekannya akan dibina,” lanjut Romo Leo.

Dalam kenyataan, korban disiksa dan dianaya. Bahkan Charles Mali  diketahui meninggal dunia di markas Yonif 744, Minggu (13/3). “Untuk menghilangkan jejak, korban dipaksa berkelahi dengan Heri Mali  yang adalah kakak kandungnya sendiri. Sampai saat ini, kakak korban, Heri Mali dalam kondisi kritis di rumah sakit karena muntah dan kencing darah. Sementara ibu korban, Modesta Dau, mengalami trauma berat dan mencoba bunuh diri akibat rasa bersalah karena ia sendiri menghantar anaknya ke Markas 744 yang kemudian dianiaya sampai meninggal dunia,” kata Romo Leo.

Tak Melulu Konsumsi Pil Vitamin, Ini 5 Buah yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Minta Maaf

Sementara, Wakil Komandan Bataliyon 744/PSY, Kapten (Inf) Nuryanto, yang dihubungi terpisah menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf atas insiden itu.  "Kami meminta maaf kepada keluarga korban serta masyarakat Atambua atas kejadian itu. Anggota yang diduga melakukan penganiayaan akan diproses secara hukum," kata Nuryanto.

Menurutnya, ada tujuh anggotanya yang diduga terlibat dalam pengiayaan itu. “Mereka sudah diserahkan ke Sub Denpom Atambua untuk diproses secara hukum,” lanjutnya.

Sekertaris Komisi A DPRD NTT, Anton Landi yang dihubungi di Kupang, mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oknum TNI hingga menewaskan warga sipil diwilayah yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut.

“DPRD mengecam setiap bentuk kekerasan yang dilakukan aparat negara terhadap warga sipil. Tugas TNI menjaga perbatasan bukan melakukan aksi anarkis terhadap warga sipil sampai tewas,” kata Anton.

Mendagri: Dewan Kawasan Aglomerasi Bukan Ambil Alih Kewenangan Pemerintahan Daerah

Menurutnya, Komisi A DPRD akan memanggil Danrem 161 Wirasakti Kupang untuk memberikan penjelasan, mengapa kasus ini bisa terjadi.  “Denpom TNI diminta untuk mengusut sampai tuntas. Pelakunya harus dipecat karena memalukan institusi dan membuat ketidaknyamanan di masyarakat,” katanya.

Laporan: Jemris Fointuna|Kupang

Lolly, putri sulung Nikita Mirzani

Tegas! Nikita Mirzani Coret Nama Lolly dari KK, Hak Waris, dan Asuransi: Sudah Gak Peduli!

Lolly sendiri saat ini sudah pulang ke Indonesia setelah tinggal lama di London, Inggris. Nikita Mirzani tahu anaknya itu pulang berdasarkan informasi dari sosial media.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024