- VIVAnews/Beno Junianto
VIVAnews - Aktris sekaligus sutradara film Lola Amaria mengaku sangat idealis. Dia bertekad selalu mendasari karya-karyanya dengan kejujuran dan tidak asal jadi.
''Sebagai pembuat film, saya akan membuatnya dengan jujur tanpa ada gejolak dengan siapa pun. Ada gejolak atau tidak, saya tetap membuat film,'' katanya saat ditemui di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta Pusat.
Selama ini, Lola hanya membuat film-film yang memiliki pesan sosial yang kental dan sasaran yang jelas. Wanita kelahiran Jakarta 30 Juli 1977 yang lalu itu menilai, film-film dengan genre seperti itu lebih bermanfaat bagi masyarakat.
''Karena saya peduli dengan film itu. Karena marketnya ada. Kenapa angkat film itu karena kasusnya banyak, based on peristiwa, based on sejarah, faktanya ada, makanya butuh riset panjang,'' ujar Lola.
Saat ini, Lola berencana untuk kembali membuat film. Ia pun sedang melakukan riset di luar negeri. Menurut dia, film berkualitas membutuhkan proses yang panjang dengan persiapan yang benar-benar matang.
''Masih panjang. Harus riset, nggak boleh salah,'' imbuhnya.
Namun demikian, Lola mengatakan masih merasakan kekurangan dalam industri perfilman di tanah air. Dirinya menilai, tidak adanya UU tentang hak cipta membuatnya perlu hati-hati dalam berkarya.
"Di sini mencuri ide itu belum ada UU-nya. Kalau film yang saya bikin, udah diklaim duluan. Kita ngadu ke siapa? Itu namanya pelanggaran hak cipta. Karya hak cipta kita pas kita obrolin sama orang, tiba-tiba siapa punya uang duluan, siap duluan, udah nongol duluan. Kita komplain sama siapa?," ujarnya.
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.
