- Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi terjadi pada Bulan Maret 2011 sebesar 0,32 persen. Capaian ini merupakan yang tertinggi untuk tingkat deflasi selama 3 tahun terakhir.
"Penurunan harga lebih banyak," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Jumat, 1 April 2011.
Dengan capaian deflasi pada Maret 2011, BPS mencatat inflasi kumulatif Januari-Maret 2011 adalah sebesar 0,7 persen, sementara inflasi year on year di Maret mencapai 6,65 persen.
BPS mencatat sebanyak 52 kota mengalami deflasi dengan laju penurunan harga tertinggi terjadi di padang sebesar 2,59 persen dan Dumai 2,5 persen. Sementara inflasi masih terjadi di 14 kota dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 0,64 persen dan Maumere 0,57 persen.
Menurut Rusman, faktor penyebab utama deflasi pada bulan Maret 2011 berasal dari komoditas cabai merah dengan penurunan harga 30,50 persen dan menyumbang pada laju deflasi sebesar 0,23 persen. Komoditas lain adalah beras yang mengalami penurunan harga 3,54 persen, cabai rawit 19,57 persen, dan bawang merah 4,65 persen.
Disamping terjadi penurunan harga sejumlah komoditas, BPS juga mencatat adanya kenaikan harga pada komoditas teluar ayam ras sebesar 4,65 persen, bawang putih 5,12 persen, emas perhiasan 0,71 persen.
Rusman menambahkan, deflasi pada bulan Maret sebesar 0,32 persen merupakan yang tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Deflasi tertinggi tercatat pada April 2009 sebesat 0,31 persen. Deflasi juga pernah terjadi pada Januari 2009 sebesar 0,07 persen dan Desember 2008 sebesar 0,02 persen.
Sebelumnya, sejumlah pengamat ekonomi meramalkan deflasi pada bulan Maret 2011 hanya akan mencapai 0,1 persen.
Surya Paloh Akui Berkontemplasi Lama Sebelum Putuskan Gabung ke Koalisi Prabowo
Surya Paloh mengatakan, pilihan untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran itu merupakan keputusan yang baik.
