Chatib: Indonesia Jangan Paksakan Bangun PLTN

Ilustrasi Pembangkit nuklir.
Sumber :
  • www.commuteroutrage.com

VIVAnews - Pemerintah Indonesia diimbau untuk tidak memaksakan penggunaan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik. Sebab, negara-negara di dunia saat ini sudah tidak menganjurkan nuklir sebagai sumber energi.

"Dunia sekarang berpikir ulang menggunakan nuklir sebagai energi. Saya rasa Indonesia keterlaluan kalau tetap mau memakai nuklir," kata pengamat ekonomi Chatib Basri di Jakarta, Rabu, 6 April 2011.

Menurut Chatib, pemerintah Jepang saat ini sudah mulai mengurangi penggunaan nuklir sebagai energi. Padahal, Jepang terkenal sebagai negara yang sangat detail dalam penerapan teknologi. "Jepang itu sangat detail, kalau mereka saja loss (kebobolan), apalagi Indonesia," katanya.

Jepang kini juga sudah mulai mengalihkan penggunaan sumber energi dari nuklir ke sumber lain seperti batu bara dan gas secara bertahap.

Beralihnya penggunaan sumber energi itu, menurut dia, secara tidak langsung akan menyebabkan perusahaan yang selama ini berfokus pada sektor energi akan memperoleh keuntungan. Hal itu tidak tidak terlepas dari kemungkinan peningkatan permintaan bahan baku energi terutama gas.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengindikakan tidak akan menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber energi pembangkit listrik. Keputusan itu tidak terlepas dari tragedi bocornya PLTN Fukushima Jepang akibat terjangan tsunami.

"Bencana di Fukushima akan menjadi pertimbangan pemerintah terhadap pembangunan PLTN," ujar Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Maritje Hutapea beberapa waktu lalu.

Padahal, pemerintah sebelumnya sudah menyusun Kebijakan Energi Nasional Tahun 2025 yang di dalamnya memasukkan skenario bauran energi mulai dari energi fosil, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan nuklir.

Chandrika Chika Terjerat Narkoba, Alasannya Mengejutkan: Bukan Doping, Tapi Pergaulan

Paparan Kementerian ESDM menyebutkan skenario bauran EBT dengan nuklir pada 2025 adalah Bahan Bakar Nabati (BBN) 6,73 persen, biomassa sampah 2,37 persen, energi panas bumi 2,24 persen, energi air 5,26 persen, energi laut 0,26 persen, energi matahari 1,97 persen, energi angin 0,79 persen, gas metana batu bara (cold base methane-CBM) 3,53 persen, dan energi nuklir 1,84 persen.

Sementara itu, porsi EBT tanpa nuklir pada 2025 itu terdiri atas BBN 6,7 persen, biomassa sampah 2,4 persen, energi panas bumi 3,9 persen, energi air 5,3 persen, energi laut 0,3 persen, energi matahari 2 persen, energi angin 0,8 persen, dan CBM 3,7 persen.

NasDem Belum Jelas Oposisi atau Gabung Pemerintah, Cak Imin: Mau Nanya Itu Sungkan

Sedangkan proyeksi bauran energi yang berasal dari sumber energi fosil tanpa nuklir pada 2025 adalah minyak sebesar 23,7 persen, gas 19,7 persen, dan batu bara 31,6 persen.

Untuk proyeksi bauran energi fosil tanpa nuklir pada 2050 adalah minyak 16,5 persen, gas 14,3 persen, dan batu bara 42,4 persen. Sedangkan skenario dengan nuklir, porsi minyaknya adalah 16,53 persen, gas 14,29 persen, dan batu bara 39,96 persen. (art)

Ilustrasi mengemudi mobil di tengah hujan

Top Trending: Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online karena Bernama Ini, Komika Usir Ibu Menyusui

Berita tentang geger seorang wanita dilarang naik kendaraan online gegara bernama ini hingga komika usir ibu menyusui menjadi terpopuler di kanal Trending VIVA.co.id. 

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024