Intelijen Bisa Menangkap Tak Perlu Diatur UU
- Antara/ Regina Safri
VIVAnews - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, mengusulkan Rancangan Undang-undang Intelijen tak perlu mengatur soal wewenang penangkapan oleh aparat intelijen. Menurutnya, 'penangkapan' dalam versi intelijen berbeda dengan penangkapan dalam definisi hukum.
"Sejak awal, saya sampaikan aparat intelijen bukan penegak hukum," kata Hendro ditemui sebelum peluncuran buku "Negara Paripurna" karya Yudi Latif di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 11 April 2011. "Karena itu, langkah penangkapan bukan untuk hukum, tapi untuk digunakan (informasinya). Jadi tidak perlu dibikin ada UU mengatur detail soal penangkapan."
Hendro menjelaskan, jika intelijen mensinyalir dengan bukti yang kuat, bahwa seorang itu patut diketahui merencanakan kejahatan dan lain-lain, maka orang itu bisa ditangkap tanpa prosedur hukum. "Penangkapannya harus rahasia. Kalau penangkapannya melalui hukum, harus taat Undang-undang acara pidana. Itu namanya bukan intelijen lagi," katanya.
Hendro berharap, semua pihak yang terlibat menyusun RUU bisa keluar dari masalah itu. "Kalau paradigma hukum dipakai membuat RUU intelijen, tak akan ketemu. Namun Undang-undang ini harus bisa memayungi hukum dan intelijen," katanya. "Hukum itu untuk orang yang sudah melakukan kejahatan, kalau intelijen untuk orang yang belum melakukan kejahatan."
Dan Hendro berharap lagi, pembahasan RUU secepatnya dituntaskan. "Bahaya jika RUU intelijen tak kunjung jadi. Bahayanya, intelijen jadi tidak tahu apa yang boleh dia perbuat dan apa yang seharusnya dia tak boleh perbuat," katanya.
Drama Korea Crash Akan Tayang Perdana di Disney+ Hotstar pada 13 Mei 2024
Sebuah gebrakan baru dalam dunia hiburan akan segera hadir dengan kehadiran drama Korea yang menarik perhatian berjudul Crash. Drama ini akan tayang perdana pada 13 Mei.
