Banjir Produk China, RI Kaji Lagi Perjanjian

Mari Elka Pangestu dan MS Hidayat
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Membanjirnya produk China di Tanah Air mengakibatkan perdagangan di beberapa sektor industri defisit. Desakan agar pemerintah  segera negoisasi ulang kesepakatan perdagangan  bebas ASEAN-China (ACFTA) dinilai sulit. Namun review perdagangan secara bilateral antara China-RI masih mungkin dilakukan.

"Tidak ada renegoisasi yang melibatkan ASEAN, tapi yang ingin dilakukan adalah review (proses tindak lanjut pelaksanaan) perdagangan secara bilateral. Itu dimungkinkan karena protokol fair sudah disepakati tahun lalu," kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin 18 April 2011.

Sektor industri yang terkena  dampak implementasi ACFTA meliputi industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri alas kaki (sepatu), industri elektronik, industri mebel kayu dan rotan, industri mainan anak, industri permesinan, industri besi dan baja, industri makanan dan minuman, serta industri jamu dan kosmetik.

 MS Hidayat pernah mengungkapan indikasi kerugian implementasi ACFTA antara lain menurunnya produksi (industri) sekitar 25-50 persen, penurunan penjualan di pasar domestik 10-25 persen, dan penurunan keuntungan 10-25 persen. Selain itu juga pengurangan tenaga kerja 10-25 persen.

Masalah yang selama ini dihadapi adalah daya saing. Bukan hanya dalam konteks implementasi ACFTA saja, namun juga dalam konteks Perdagangan bebas dengan negara lain.

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan  bahwa penyebab defisitnya perdangan adalah bahan baku. Menurutnya, Indonesia lemah dari sisi industri bahan baku.

Sebab itu dalam waktu dekat pemerintah segera mengembangkan industri bahan baku dengan memberikan kemudahan dan mengusulkan pemberian semacam insentif yang memungkinkan investasi itu berkembang di tanah air. "Karena industri bahan baku ini bisa melindungi dan membangun industri turunannya," kata Hatta.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan bahwa yang menjadi pekerjaan rumah adalah upaya peningkatan daya saing. Tugas dari Kementerian Perdagangan yaitu membereskan yang tidak sehat. Perdagangan yang tidak sehat ini ditandai dengan harga yang dijual di bawah harga normal, jual impor yang masuk sangat besar sehingga menciptakan kerugian, barang yang tidak memenuhi standar, dan barang yang tidak berlabel Bahasa Indonesia.

"Instrumennya bisa kenakan bea masuk antidumping. Kenakan safeguard," kata Mari.

Mendag menambahkan, bagi produk yang tidak memenuhi standar, akan diberi sanksi administratif, seperti pencabutan izin dan pengenaan sanksi pidana baik importir maupun produsen.

Jokowi: Prabowo-Gibran Harus Siapkan Perencanaan untuk Wujudkan Janji Kampanye
Isuzu V-Cross

Isuzu Pamer Teaser V-Cross Facelift, Meluncur Sebentar Lagi

Isuzu Motor India telah membagikan video teaser pertama V-Cross 2024 jelang peluncurannya dalam beberapa minggu mendatang dan siap bersaing dengan Toyota Hilux.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024