- Antara/ Kencana
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pramono Anung menyatakan kegiatan studi banding ke luar negeri yang dilakukan anggota dewan perlu dibatasi.
Menurut Pramono, studi banding diperlukan hanya untuk penyusunan undang-undang yang penting dan baru, atau belum pernah ada referensi sebelumnya di Indonesia.
"Memang tidak semua studi banding tidak ada manfaatnya. Beberapa memang diperlukan, karena kami tidak mempunyai perundangan yang berkaitan dengan hal tersebut, misalnya tentang informasi geospasial dan sebagainya," ujar Pramono di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 19 April 2011.
Namun, menurut Pram, studi banding ke luar negeri tidak diperlukan jika hanya untuk penyempurnaan undang-undang. "Untuk beberapa hal yang sudah ada, apalagi kalau ini hanya berkaitan dengan penyempurnaan undang-undang, seyogyanya, saya termasuk yang berpandangan tidak perlu dilakukan studi banding," kata Pramono.
"Kalau undang-undangnya direvisi dan itu katakanlah tidak perlu dibandingkan dengan luar, ya tidak perlu dibandingkan. Tetapi, kalau hal yang baru, seperti yang saya contohkan tadi, dan itu diperlukan, nggak mungkin kami nggak punya pengalaman sama sekali membuat undang-undang. Itu namanya mengarang," tuturnya.
Pramono menegaskan, keluhan masyarakat terhadap kegiatan studi banding anggota DPR juga menjadi perhatian pimpinan DPR. "Kami juga merespons apa yang menjadi keberatan masyarakat," kata dia.
Dia tidak setuju apabila alasan kepergian ke luar negeri terkait studi banding undang-undang itu hanya karena anggaran sudah tersedia. "Maka dengan demikian, saya termasuk yang mendorong terus-menerus bisa dilakukan perbaikan. Sebab kegiatan studi banding atau kunjungan ke luar negeri yang tidak bermanfaat, tentunya harus dibatasi," tuturnya. (art)
Sempat Membaik Sebelum Meninggal, Kondisi Ibu Angger Dimas Drop Lagi Sejak Kematian Dante
Angger Dimas harus merasakan duka cita lagi setelah sang ibunda Tri Rahayu meninggal dunia pada Rabu 17 April 2024. Padahal, Angger Dimas sendiri masih merasakan duka.
