Suplai Energi Masih Cukup Hingga 2030

Tambang batu bara
Sumber :
  • www.warwick.ac.uk

VIVAnews - Kebutuhan energi nasional masih dapat dicukupi suplai energi dalam negeri hingga 2030. Namun, suplai bahan bakar energi dominan yakni batu bara dan gas digunakan bagi kepentingan domestik.

Selama ini, sebagian besar hasil tambang batu bara Indonesia yakni sekitar 60-70 ton diekspor dan sisanya digunakan untuk pasar domestik.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

"Sekarang kami lebih banyak mengekspor batu bara, sumber energi yang paling murah. Karena itu, diperlukan kebijakan jangka pendek mengenai ekspor," kata anggota Dewan Energi Nasional, Herman Darnel Ibrahim, pada diskusi bertema "Perlukah PLTN dibangun di Indonesia untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Nasional" di Gedung Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Selasa, 19 April 2011.

Dengan cadangan batu bara yang besar, menurut Herman, opsi energi dari tenaga nuklir belum perlu. Cadangan batu bara saat ini mencapai 20 miliar ton dengan prediksi potensi cadangan sebanyak 130 miliar ton, masih cukup untuk memberi energi bagi Indonesia hingga 2030.

Konsumsi batu bara untuk listrik pada 2025 diperkirakan mencapai 500 ribu ton per hari.

Ke depan, Herman menjelaskan, pemerintah harus mempertimbangkan kembali kebijakan untuk menyuplai kebutuhan domestik atau domestic market obligation (DMO) yang selama ini diberikan kepada perusahaan tambang. 

"Harus ada konsensus, jika ekspor bahan baku energi harus mendapat persetujuan DPR. Sumber daya tidak terbarukan terbatas, jangan sampai menggunakan sumber daya yang menjadi hak generasi mendatang," kata dia.

Herman menyarankan perlunya sebuah kajian komprehensif untuk melihat ketersediaan dan konsumsi energi hingga 2050. "Ekspor harus memperhatikan kebutuhan jangka panjang. Kalau APBN bisa berjalan tanpa pemasukan dari pertambangan, tutup ekspor. Kalau tidak, kita kurangi (ekspor energi) agar bisa menyeimbangkan untuk kebutuhan domestik," ujarnya.

Sementara itu, terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Hudi Hastowo, mengungkapkan, persoalan PLTN sebenarnya bukan masalah generasi sekarang, tapi lebih kepada generasi selanjutnya, yakni 10-15 tahun mendatang. 

"Harus ada starting point. Kalau tidak siap kapan lagi. Nanti juga akan disalahkan kalau tidak siap," katanya.

Rencana uji coba PLTN di Jepara, Jawa Tengah, menurut Hudi, masih simpang siur hingga sekarang. "Semuanya tergantung keputusan DEN. Kami hanya mempersiapkan," tuturnya.

Hudi mengingatkan, tren harga energi konvensional seperti minyak yang terus meningkat serta dunia yang menghadapi ancaman krisis energi membutuhkan energi massif alternatif. Nuklir adalah sumber energi ringan dengan hasil maksimal.

Satu gram uranium menghasilkan 1.000 megawatt (MW) listrik setahun setara 3 juta ton batu bara dan dua juta kiloliter bahan bakar minyak (BBM).

Namun, biaya operasi dan konstruksi PLTN lebih mahal daripada pembangkit lainnya. Setiap 1.000 MW daya PLTN membutuhkan US$4-6 miliar yang mampu membangun pembangkit listrik tenaga bayu berdaya 3.000-4.000 MW. (eh)

Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024