VIVAnews - Antibiotik seolah menjadi obat segala macam penyakit sejak ditemukan pada era 1970-an. Pengobatan penyakit ringan hingga berat jamak menggunakannya meski sebenarnya tak perlu. Tak heran, antibiotik hampir tak pernah luput dari daftar resep obat dokter.
Temuan terbaru meyakinkan ilmuwan bahwa penggunaan antibiotik secara luas memainkan peran penting memperburuk epidemi obesitas. Antibiotik oral memungkinkan pertumbuhan bakteri yang mempengaruhi seseorang makan terlalu banyak atau olahraga terlalu sedikit.
Studi ini meneliti gen bakteri dalam flora usus dari 177 orang Denmark. Sebanyak 55 orang dikategorikan ramping, dan sisanya berkelebihan berat atau obesitas.
Hasil studi ilmuwan yang dirilis akhir Maret lalu mengungkapkan bahwa penggunaan antibiotik memungkinkan hilangnya bakteri baik yang berperan dalam kemampuan seseorang menjadi kurus atau gemuk.
"Ini adalah kemungkinan yang sangat nyata," kata Stanislav Dusko Ehrlich, seorang ahli mikrobiologi di Institut Nasional Perancis untuk Penelitian Pertanian di Jouy-en-Josas, yang merupakan bagian dari konsorsium Meta-HIT, penggagas studi.
Temukan menunjukkan, ada perbedaan koloni bakteri antara orang gemuk dan kurus. "Belum pasti apakah bakteri berkontribusi pada berat badan, tetapi bakteri ini menjadi kemungkinan penyebab yang harus diselidiki lebih lanjut," katanya seperti dimuat Huffingtonpost.
Penelitian sebelumnya pada tikus laboratorium dan hewan ternak menunjukkan ada hubungan penggunaan antibiotik dengan jumlah flora usus dan kegemukan. Ilmuwan mewaspadai hal serupa juga kemungkinan terjadi pada manusia. (eh)
Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0
Dewa 19, Reza Artamevia dan Maliq & D'Essentials hibur penonton dengan deretan hits ngetop di panggung Soul Intimate Concert 2.0.
