Pariwisata Malaysia Ungguli Indonesia

Tanah Lot, Tabanan Bali
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadie

VIVAnews - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengungkapkan, meski pariwisata Indonesia menunjukkan tren meningkat, di kawasan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia masih di bawah Malaysia dan Singapura.

"Indonesia nomor tiga setelah Malaysia dan Singapura," kata Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, saat membuka konvensi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Bali, Jumat, 6 Mei 2011.

Menurut Sapta, Indonesia dengan potensi alamnya yang begitu besar, seharusnya dapat 'merajai' dengan meraih urutan pertama. Sektor pariwisata bukan isu menarik bagi politisi, sehingga optimalisasinya agak tersendat.

Parto Patrio Terbaring Lemah di RS Usai Operasi, Istri: Patah Hati Aku

"Sektor pariwisata penghasil devisa nomor tiga di Indonesia. Tetapi, belum ada kepedulian untuk industri pariwisata, lantaran para politisi melihatnya bukan isu yang seksi," tuturnya.

Dia menambahkan, sektor pariwisata seharusnya mendapat perhatian utama, karena memberikan sumbangan yang besar bagi negara. Saat ini, Indonesia masih mengalami persoalan pelik yaitu ketiadaan manajemen destinasi pariwisata yang baik.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

"Manajemen destinasi pariwisata merupakan persoalan krusial yang dihadapi Indonesia. Tetapi, tahun ini kami harus optimistis. Sebab, Asia Pasifik menempati urutan kedua terbesar kedua setelah Eropa dari jumlah wisatawan internasionalnya dengan proyeksi pertumbuhan 7-9 persen," ujar Sapta.

Sapta berharap, pada Juli-Agustus kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia meningkat sebesar 10 persen. Dengan demikian, diharapkan target kunjungan wisatawan sebesar tujuh juta ke Indonesia terpenuhi. "Jika meleset, target itu tak terpenuhi," tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, inti dari pariwisata adalah 'jualan'. "Apa yang mau dijual, yang dijual adalah Bali. Artinya, segala sesuatu yang ada di Bali itu. Kenapa Bali laku dijual, mari kita bicara manajemen destinasi pariwisata. Kita semua sepakat yang mau dijual di Bali adalah keunikannya," katanya.

Dia menambahkan, jika pariwisata Indonesia khususnya Bali 'menjual' gedung mewah, infrastruktur jalan, dan kebersihan, hal itu jauh tertinggal dari negara lain. "Kalau itu yang dijual, kalah dengan Singapura. Jangankan dengan Singapura, dengan Malaysia dan Thailand saja kalah. Maka, entitas yang hidup dalam suatu destinasi dengan keunikan adat dan budaya itu lah yang dijual," ujar Pastika.

"Ini priuk nasi kita. Kalau ini tumpah, habis kita. Siapa yang harus memelihara dan merawat, ya kita bersama, terutama pemerintah, karena itu tugasnya. Tugas pemerintah menjaga apa yang kita jual itu," tuturnya. (art)

Laporan: Bobby Andalan | Bali

5 Makanan yang Wajib Dihindari oleh Wanita Hamil, dari Daging Mentah hingga Kafein
Kiper Indonesia U-23, Ernando Ari

Arkhan Fikri Gagal Penalti, Ini yang Dipikirkan Ernando Ari

Arkhan Fikri gagal melakukan tugasnya sebagai eksekutor penalti saat Indonesia U-23 vs Korea Selatan U-23 dalam perempat final Piala Asia U-23 2024, Jumat dini hari WIB.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024