Sangkala 9/10, Arti Persatuan bagi Maudy

Maudy Koesnadi
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Artis Maudy Kusnaedy bersama Ikatan Abang None Jakarta (IANTA) kembali menyuguhkan Sandiwara Musikal Betawi berjudul 'Sangkala 9/10'. Sebelumnya, mereka telah sukses dengan dua sandiwara musikal berjudul 'Cinta Dasima (2009) dan 'Doel' (2010).

Pagelaran yang terinspirasi oleh kisah nyata dalam sejarah kota Batavia di masa kolonial Belanda tersebut menggelar pementasan perdana atau gala premiere di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat 6 Mei 2011.

Ratusan pengunjung pun terlihat antusias meramaikan gelaran perdana tersebut. Berdasarkan pantauan VIVAnews.com, mereka yang didominasi muda-mudi dengan sabar mengantre di pintu gedung untuk menyaksikan pertunjukan ini.

''Alhamdulillah, apa pun hasilnya, setiap proses dinikmati. Ini pembelajaran buat kami semua, buat acara sebesar ini, dengan anggaran terbatas tapi berusaha menawarkan alternatif hiburan,'' ujar Maudy.

Menurut Maudy, pada pagelaran ketiganya ini,  pihaknya dengan total berusaha menggali dan menunjukkan seluruh talenta terbaik yang dimiliki oleh Abang dan None Jakarta. Diakuinya, pentas budaya ini merupakan produksi terbesar bila dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena didukung lebih dari 70 penampil dan para seniman serta budayawan Betawi.

''Semoga penonton bisa melihat komitmen kami terhadap pengembangan budaya Betawi. Dan semoga dukungan juga mengalir dari para sponsor," tuturnya.

Dalam sandiwara musikal kali ini, Maudy ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang arti sebuah persatuan. Sesama saudara untuk tidak saling membenci atau pun bertengkar. Apalagi, katanya, konflik sesama saudara sebangsa justru terjadi akibat informasi yang sepotong-sepotong.

''Berbeda berarti tak perlu dibela. Itu yang membuat kami khawatir. Seharusnya kita menjaga kesatuan,'' katanya.

'Sangkala 9/10' adalah cerita yang merujuk pada peristiwa sejarah pembantaian etnis Tionghoa pada 9 Oktober 1740 oleh pemerintah kolonial Belanda di suatu senja (Kala: Waktu, Sangkala: Saat senja). Insiden tersebut akhirnya membuat para etnis Tionghoa bersatu dengan masyarakat Betawi untuk menentang penjajahan Belanda.

Di tengah konflik dan perjuangan mereka, terjalin sebuah kisah asmara antara pemuda Betawi, Said (Ade Firman Hakim dan Ahmad Rifki Wakil) dengan gadis Tionghoa bernama Lily (Ratu Tika Bravani).

PAN ke PPP: Akui Dulu Prabowo-Gibran Menang Pilpres Jika Mau Gabung Koalisi

Percintaan mereka tersebut kemudian menghasilkan cerita heroik tentang perjuangan Said bersama warga Betawi melawan penjajah. Selain itu, upaya mereka menyatukan dua budaya dalam satu cinta memberi warna sendiri dalam pentas tersebut.

Turut memeriahkan pagelaran itu adalah presenter Indra Bekti dan Indira Soediro serta Andrie Djarot. (art)

Trail of The Kings Danau Toba 2024.(dok BPODT)

Pelari Indonesia, Malaysia Hingga Amerika Siap Bertarung di Trail of The Kings Danau Toba 2024

event lari trail berstandar internasional, dengan bertajuk 'Trail of The Kings (TOTK) Zero Edition', yang berlangsung di Water Front City, Pangururan, Kabupaten Samosir,

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024