Gedung Baru, Ketua DPR - Politisi PDIP Cekcok

Rapat paripurna DPR
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews – Sidang pertama DPR usai masa reses yang digelar Senin ini, 9 Mei 2011, diwarnai dengan adu mulut antara Ketua DPR Marzuki Alie dan anggota Fraksi PDIP Maruarar Sirait. Perang mulut antara keduanya dipicu oleh persoalan seputar gedung baru DPR.

Meskipun Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto telah menyatakan bahwa gedung baru DPR akan dibangun dengan sejumlah pemangkasan di sana-sini, namun Fraksi PDIP masih tetap mempermasalahkan keputusan DPR untuk membangun gedung baru.

Dalam sidang paripurna itu, Maruarar menyampaikan protes karena Fraksi PDIP disebut menyetujui pembangunan gedung baru DPR. “Kami ingatkan sikap PDIP soal gedung baru DPR. Kami bersikap menunda, karena banyak rakyat yang tidak setuju,” kata Maruarar saat interupsi.

Politisi yang akrab disapa Ara itu meminta klarifikasi pimpinan dewan yang mengatakan bahwa ketujuh fraksi di DPR, termasuk PDIP, sudah setuju dengan pembangunan gedung baru DPR. Ara keberatan dengan ucapan pimpinan DPR itu, karena menurutnya, saat pengambilan keputusan tentang gedung baru, Fraksi PDIP telah keluar (walk out) dari ruang rapat.

“Jadi jangan lantas diklaim (setuju pembangunan gedung baru). Kami mohon klarifikasi pada ketua DPR dengan jelas dan gentle. Kita menghormati perbedaan. Kami mohon betul klarifikasi Ketua DPR,” ujar Ara di hadapan para anggota dewan.

Ketua DPR Marzuki Alie pun menjawab singkat. “Kami catat (permohonan klarifikasi itu). Tapi tidak kita diskusikan di sini,” kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu. Mendengar tanggapan Marzuki yang ringkas itu, Ara pun tidak terima.

“Baik, tolong dijelaskan di forum apa (klarifikasi dapat disampaikan),” pintanya. Marzuki kemudian memberikan jawaban. “Memang, rapat konsultasi (yang memutuskan pembangunan gedung baru DPR) bukanlah forum pengambil kesimpulan. Itu adalah forum untuk mengklarifikasi sebuah proses yang sudah masuk dalam pelaksanaan selama ini, dan hal itu sudah disahkan dalam BURT,” jelas Marzuki.

Tapi Ara rupanya belum puas dengan penjelasan Ketua DPR. “Lalu dari mana bisa disimpulkan Fraksi PDIP menerima pembangunan gedung? Kalau memang itu benar, tolong dibuktikan. Kalau tidak, tolong dicabut,” kata Ara lagi. Pernyataan itu rupanya membuat suasana sidang memanas. Sejumlah legislator mengangkat tangan untuk meminta hak interupsi.

Namun Marzuki tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk melakukan interupsi. Ia langsung memberikan klarifikasi kepada Ara. “Yang menyampaikan (kesepakatan pembangunan gedung baru) bukan Ketua DPR. Ini harus clear. Saya akan minta Sekjen menyerahkan bukti bahwa Fraksi PDIP ikut terlibat dalam keputusan itu,” ujar Marzuki.

Sebelumnya, Menteri PU Djoko Kirmanto di Istana Negara, pagi ini mengatakan bahwa soal pembangunan gedung baru DPR akan diserahkan kembali kepada DPR sebagai institusi yang berkepentingan. “Saya berikan alternatif kepada DPR, mau desain baru, atau (desain) yang lama diperbaiki,” kata Djoko.

Yang jelas, ujar Djoko, gedung lama Nusantara I DPR masih bisa dipakai, dan audit Kementerian PU memutuskan gedung baru DPR hanya akan dibangun setinggi 26 lantai, bukan 36 lantai seperti rencana semula. Pemangkasan lantai itu membuat biaya pembangunan gedung pun dapat dikurangi dari Rp1,1 triliun seperti yang tercantum pada anggaran awal, menjadi Rp777 miliar. (eh)

Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih
Fairuz A Rafiq dirawat di rumah sakit saat momen Lebaran

Fairuz A Rafiq Beberkan Kondisi Terkini Usai Dilarikan ke RS Bersama Buah Hati

Fairuz A Rafiq dengan sang buah hati, Eijaz beberapa waktu yang lalu dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisi kesehatannya menurun.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024