Wapres: Gas Sumber Devisa

Boediono dan juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat
Sumber :
  • Antara/ Saptono

VIVAnews - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengemukakan, energi gas masih memberikan peranan besar sebagai sumber penerimaan negara dan sumber devisa.

"Tahun lalu, saya sebutkan gas adalah masa depan kita. Itu masih menjadi kebijakan dasar kami," ujar Boediono saat memberikan sambutan pada Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association ke-35 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu 18 Mei 2011.

Untuk itu, kata Boediono, pemerintah akan terus berupaya kuat menjaga keberlangsungan produksi energi, khususnya gas sebagai sumber penerimaan negara.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh juga menyebutkan, industri minyak dan gas tetap strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia. "Industri ini masih merupakan sumber yang sangat penting bagi penerimaan negara," katanya.

Industri migas, tambah Darwin, telah memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi di tanah air, menyediakan material dan bahan baku untuk industri, serta dalam mempercepat pembangunan daerah dan menciptakan lapangan kerja.

Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 - 6,8 persen per tahun, dia memperkirakan, permintaan energi akan meningkat sebesar enam persen per tahun hingga tahun 2014.

Darwin menuturkan, penggunaan energi di Indonesia tidak beda dengan kebanyakan negara berkembang yaitu, masih didominasi bahan bakar fosil. Menurutnya, penggunaan energi terdiri dari minyak dan gas sebesar 68 persen, sedangkan batu bara mengontribusi 26 persen.

"Bauran energi nasional primer juga akan dioptimalkan dengan mengurangi porsi bahan bakar fosil dan meningkatkan pangsa energi terbarukan, terutama panas bumi dan bahan bakar bio," ujarnya. (eh)

Gak Betah Jadi Duda, Anwar Fuady Bakal Nikah Lagi di Umur 77 Tahun
Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Indonesia pada kuartal I tahun 2024. Hingga Maret 2024, terdapat 43.271 orang yang menderita DBD dan 343 jiwa meregang nyawa.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024