Pembelian Pesawat, Garuda Pakai Dana IPO

Pesawat Airbus 330-200 milik Garuda Indonesia.
Sumber :
  • Antara/ Audy Alwi

VIVAnews - PT Garuda Indonesia Tbk jadi sorotan karena pembelian pesawatnya diduga bermasalah. Namun manajemen menampik.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Dijelaskan EVP Financial Service and Group CFO Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan, pembelian pesawat sudah ada mekanismenya. Prosesnya panjang dengan tahapan-tahapan tertentu.

Dan, saat ini, Elisa mengungkapkan, proses pembelian pesawat kini lebih banyak mengandalkan pembiayaan dari dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering-IPO). Sementara mekanisme pembeliannya menggunakan sistem jual dan sewa kembali (sale and lease back).

"Setelah IPO, maka ada dana IPO untuk pembayaran uang muka, nantinya saat pesawat ini dikirimkan, pihak Garuda memiliki sale and lease back," kata Elisa kepada VIVAnews.com, Rabu, 18 Mei 2011.

Garuda berencana menambah armada pesawat sebanyak 11 unit, terdiri dari 2 unit Airbus 330-200 dan 9 unit Boeing 737-800 pada tahun ini . Selain itu, Garuda juga akan menambah armada pesawat bisnis angkutan murah, Citylink, sebanyak 25 unit mulai tahun 2014-2016.

Sebelum IPO, proses pengadaan pesawat dilakukan perusahaan dengan sumber pendanaan yang berasal dari kinerja perusahaan. Sebagai tahap awal, perseroan menyediakan uang muka untuk pembelian pesawat yang diperoleh dari kegiatan operasional. "Jadi dananya berasal dari dana yang dihasilkan dari operasional," katanya.

Namun, setelah perusahaan berubah status menjadi perusahaan terbuka, manajemen Garuda kini lebih banyak mengandalkan sumber pendanaan dariĀ  hasil IPO.

Pada bagian lain, Elisa juga menjelaskan dengan mekanisme sales and lease back, Garuda berharap bisa mengoperasikan pesawat dengan rata-rata umur operasional yang lebih muda.

Mekanisme ini membuat perusahaan bisa menghentikan penggunaan pesawat yang sudah habis masa kontraknya. Berbeda dengan mekanisme beli, maskapai biasanya harus menggunakan pesawat antara 15-20 tahun sejak pertama kali membeli pesawat tersebut. Langkah itu dianggap tidak efisien bagi keuangan perusahaan.

"Dengan harga bahan bakar sekarang ini, kita menginginkan umur rata-rata pesawat harus semakin turun (lebih muda)," kata Elisa.

Seperti diketahui, Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, mengungkapkan selain skandal pembelian pesawat MA-60 buatan China oleh PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), pengadaan pesawat untuk maskapai Garuda Indonesia pun diduga bermasalah.

Menanggapi tudingan tersebut, Corporate Secretary Garuda Indonesia Pujobroto, menyatakan, dugaan itu perlu dibuktikan kebenarannya. Sebab, menurut dia perseroan selalu mengedepankan dan mengutamakan program pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement) yang merupakan solusi mencegah terjadinya korupsi. (umi)

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura
Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jalani Sidang Perdana

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

Mantan Sespri Sekjen Kementerian Pertanian, Merdian Tri Hadi menyebut terdakwa Kasdi Subagyo sempat berkomunikasi dengan seseorang melalui video call.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024