Pasar Higienis itu Masih Butuh Pembenahan

Pasar Tradisional
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Pasar Pedagang Kaki Lima (PKL) Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, yang digagas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Kementerian Kesejahteraan Rakyat sebagai percontohan pasar higienis, masih perlu serangkaian pembenahan.

Sebab, pasar yang berdiri di lahan seluasĀ  4.000 meter persegi ini belum dilengkapi fasilitas pendukung berupa penambahan jalan, drainase, hingga penataan blok pedagang yang memadai.

Penanggung jawab pengelolaan Pasar PKL Pondok Gede, Mamat Hidayat, di Bekasi, Sabtu 21 Mei 2011 mengatakan, hingga saat ini pembangunan pasar baru rampung sekitar 75 persen. Sementara 25 persen sisanya dilakukan secara bertahap.

Sejumlah fasilitas pendukung yang belum terealisasi di antaranya, penambahan jalan beton yang menghubungkan setiap gang lapak pedagang, lapak pedagang, pengelompokan pedagang berdasarkan barang dagangan, penyediaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara, dan penertiban puluhan pedagang liar.

"Saat pembangunan pasar ini empat bulan yang lalu, tak ada konsep khusus yang disiapkan. Tujuan kami saat itu hanya ingin menampung ratusan pedagang kaki lima yang biasa berjualan di pasar tradisional Pondok Gede, tapi tak tertampung saat pasar direvitalisasi menjadi Atrium Pondok Gede," tutur Mamat.

Menurut dia, Pasar PKL itu dibangun atas inisiatif Ikatan Warga Pedagang (IWP) Pasar Pondok Gede secara swadaya. Lahan pasar disewa dari PT Mutiara seluas 7.000 meter persegi selama setahun dan masa pakainya habis pada Oktober mendatang.

"Saat ini kami telah menampung 250 pedagang. Sisa lahan yang ada masih bisa menampung 500 pedagang lagi. Kami siap menampung pedagang dari mana pun selama dia tidak memiliki surat Hak Guna Pakai (HGP)," katanya.

Kondisi pasar sendiri saat ini relatif sama dengan pasar tradisional lainnya. Hal tersebut tampak saat mulai memasuki area pasar. Jalan masuk becek dan sampah dagangan bertebaran di bahu jalan hingga menebar aroma yang tidak sedap.

Selain itu, puluhan pedagang liar menggelar barang dagangannya di depan lapak resmi yang disediakan sehingga menimbulkan penyempitan jalan dan menghambat lalu lalang pembeli. Bahkan, truk pengangkut barang terpaksa melalui jalur pembeli karena ketiadaan akses khusus kendaraan.

"Kami terus berupaya melakukan pembenahan, di antaranya dengan menertibkan pedagang liar dari area pasar. Sebab keberadaannya merugikan kami dan merusak estetika pasar," katanya.

Mamat meminta peran serta Pemerintah Kota Bekasi dalam upaya penanganan sampah-sampah yang kerap menjadi penyebab genangan air di wilayah setempat karena menghambat saluran air. "Saluran air yang terhambat sampah ini adalah ulah dari para pedagang liar. Sebab, keberadaan mereka sampai ke bahu jalan raya dan berada tepat di atas saluran air," ucapnya.

Secara terpisah, Kabid PKL Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera) Kota Bekasi, Jubaidi Mansyur, mengapresiasi inisiatif IWP Pondok Gede dalam upaya ikut serta menertibkan PKL melalui lokalisasi Pasar PKL. Namun, pihaknya tidak dapat turut serta melakukan pembenahan lanjutan di lokasi itu.

"Pengelolaan Pasar PKL dilakukan secara swasta. Kontribusi kami sebatas memberikan rekomendasi penggunaan lahan," katanya. Ada pun penertiban pedagang yang berjualan di jalan menjadi kewenangan pihak Kecamatan Pondok Gede.

Pasar PKL Pondok Gede dicanangkan sebagai percontohan pasar higienis, pada Kamis 12 Mei 2011. Pasar ini didorong menjadi lingkungan pasar yang sehat, tidak becek, tertata, dan semrawut. Pedagang setempat didorong mengakses pinjaman dana bergulir untuk membenahi kondisi pasar. (Laporan Erik Hamzah, Bekasi)

Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran, Jangan Lupa Pasang CCTV
Tyas Mirasih.

Sambil Menangis, Tyas Mirasih Ungkap Kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Sambil menangis haru, Tyas Mirasih mengungkap kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina langsung di hadapan Raffi di sebuah acara.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024