Andi Mallarangeng

"Nazaruddin Dipecat, Mengapa Saya Dituduh"

Tim Nasional Kampanye SBY-Boediono Bicara Hasil Survey : Andi Mallarangeng
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews -Sulit ditutupi.  Bara panas di dalam Partai Demokrat itu meruyak juga keluar. Partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu, disebut pengamat pecah dalam sejumlah kubu. Perkubuan itu adalah warisan Kongres partai itu di Bandung, Jawa Barat, tahun lalu.

Fenomenal, Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel

Tiga kubu yang bersaing dalam Kongres itu. Kubu Marzuki Alie—kini Ketua Dewan Perwakilan Rakyat-- kubu Andi Mallarangeng—mantan Juru Bicara Presiden dan kini menjadi Menpora --dan kubu Anas Urbaningrum.  Kita tahu lewat pemilihan yang alot, Anas Urbaningrum menang dalam kongres itu.

Lalu pengurus di bentuk. Sejumlah tokoh muda berduyun-duyun masuk partai,  yang menang dalam dua pemilihan presiden ini. Selain sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat, banyak juga pengusaha muda.

Gong Yoo dan Song Hye Kyo Bakal Main Drama Sejarah Bareng

Nazaruddin, pengusaha yang tidak begitu dikenal publik, menduduki jabatan Bendahara Umum. Posisi yang sangat penting dalam urusan keuangan partai. Jalur lalu lintas uang masuk dan uang keluar. Sejumlah tokoh muda juga masuk pengurus.  Sesudah kongres itu partai ini terlihat adem ayem.

Lalu meledaklah kasus pembangunan Wisma Atlet di Palembang. Ini proyek  Kementerian Pemuda dan Olahraga. Para penyidik KPK menangkap basah Sekretaris Menpora, Wafid Muharram, menerima uang dari rekanan.  Uang itu dibawa dua orang. Salah satunya adalah Mindo Rosalina Manulang, Direktur Marketing PT Anak Negeri.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Kepada para penyidik, Rosa mengaku bahwa dia disuruh atasannya yang bernama Muhamad Nazaruddin. Pengakuan itu dilansir kuasa hukumnya ke publik. Belakangan Rosa mencabut kesaksian ini. Dia membantah soal Nazaruddin itu sebab atasnya adalah orang yang bernama Frangky.

Sejumlah kalangan mendesak KPK membuka kasus ini hingga benderang. Nazaruddin membantah keras terlibat suap itu. Sejumlah kawannya di Demokrat, terutama yang satu kubu juga keras membantah. Dewan Kehormatan partai itu, yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar rapat. Meminta Nazaruddin mundur. Tapi dia menolak.

Posisi Nazaruddin kian tersudut sesudah Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bertemu Presiden SBY. Ini pukulan telak. Mereka membahas soal pemberian uang 120 ribu dolar Singapura kepada Sekretaris Jenderal MK. Presiden SBY meminta Mahfud menjelaskan soal ini ke publik. Nazaruddin dan sejumlah petinggi Demokrat membantah keras soal ini.

Meski tidak terang benderang, sikap SBY sesungguhnya sudah jelas ketika bertemu Mahfud itu. SBY meminta Mahfud menjelaskan kasus ini kepada wartawan. Sesudah penjelasan Mahfud itu, Dewan Kehormatan kembali menggelar rapat. Nazaruddin dipecat.

Tapi ada yang dinilai janggal dalam siaran pers pemecatan itu. Anas Urbaningrum  tidak hadir. Ramai diberitakan bahwa Nazaruddin adalah orang dekat Anas. Ketidakhadiran Anas itu memperkuat duagaan bahwa partai ini memang sudah retak.

Dan pemecatan itu seperti denting lonceng memasuki ronde berikutnya.  Kepada wartawan, Nazaruddin berjanji akan membongkar  borok dan kelakukan elit-elit di partai itu. Pokoknya akan dibongkar habis. Publik menunggu.

Dia menyebutkan sejumlah kasus yang melibatkan Amir Syamsuddin, Sekretaris Dewan Kehormatan, yang membacakan keputusan pemecatan  atas dirinya. Amir menantang Nazaruddin membuktikan tuduhan itu.

Nazaruddin juga berjanji akan membeberkan data keterlibatan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, dalam proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang.

Dia mengaku mempunyai data mengenai kasus suap dalam proyek pembangunan wisma itu. Menurut Nazaruddin, Andi tahu persis proyek pembangunan itu. "Karena proyek di atas Rp50 miliar diketahui oleh menteri," kata Nazaruddin.

Nazaruddin juga mensinyalir bahwa semua proyek di Menpora ditangani oleh Zulkarnaen Mallarangeng, adik kandung Andi. Zul, kata Nazaruddin, dibantu oleh dua tangan kanannya. Seorang bernama Jefry dan seorang lagi lupa namanya.

Kepada M Hasits dari VIVAnews.com, Andi Mallarangeng menjawab sejumlah tuduhan Nazaruddin itu. Mantan Juru Bicara Presiden SBY yang dikenal dekat dengan keluarga Cikeas ini,  juga membantah bahwa Partai Demokrat retak sebagaimana diduga publik selama ini. “Partai kami tetap solid,”katanya. Berikut petikan wawancaranya.

Nazaruddin menyebutkan bahwa proyek pembangunan Wisma Atlet di Palembang itu nilainya lebih dari Rp50 miliar. Mustahil tidak diketahui Menpora?

Kalau soal dugaan adanya suap kepada saya dan sebagainya, saya katakan tidak ada. Itu sebabnya semenjak awal saya tegaskan bahwa saya dan seluruh jajaran pejabat di kementerian, bersedia diperiksa penyidik KPK kapan saja. Agar kasus ini terang benderang.

Penyidik periksa semuanya, agar menjadi jelas siapa sesungguhnya yang terlibat.  Mari kita sama-sama awasi kerja penyidik yang independen itu. Hal ini perlu saya tegaskan agar kasus ini tidak menjadi ajang fitnah. Semakin jelas kasus ini dibuka, semakin baik buat kami. Itu saja.

Nazaruddin menyebut Anda terlibat dalam dugaan suap kasus Seskemenpora?

Silahkan saja periksa saya. Kalau saya salah silahkan diproses.  Sekali lagi saya tegaskan bahwa sebaiknya dibuka saja semuanya. Biarkan para penyidik KPK bekerja.

Bukan hanya Anda, Narazuddin juga menyeret adik Anda, Zulkarnaen Mallarangeng?

Saya persilahkan seluruhnya diusut oleh KPK. Siapa saja yang terlibat dan tersangkut silahkan diusut. ( Dalam kesempatan lain Andi menegaskan: Tuduhan terhadap adik saya itu sangat mengada-ada. Adik saya tidak punya perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan gedung. Dia bergerak dalam Pilkada.

Tender soal pembukaan dan penutupan Sea Games itu,  belum dimulai sama sekali. Bagaimana adik saya bisa dituduh memenangkan orang lewat penunjukan langsung?

Zulkarnaen Mallarangeng, kepada media massa juga membantah tuduhan itu. Katanya:  Saya memahami Nazaruddin panik menghadapi situasi ini. Tapi jangan menyerang dengan membabi-buta. Dia ini ibarat orang panik yang lalu menyerang bulan dan bintang di luar sana.

Selain Anda dituding mengetahui dugaan suap di Seskemenpora, Anda juga dituding merekayasa pencopotan Nazaruddin dari bendahara partai?

Saya tidak tahu kenapa saya yang menjadi sasaran tuduhan atas pemecatan itu. Saya itu bukan anggota Dewan Kehormatan. Yang duduk di situ adalah tokoh Demokrat yang sangat dihormati. Ada Pak SBY, Pak Amir Syamsuddin, Pak EE Mangindaan dan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Mereka orang-orang terhormat. Bagaimana saya bisa mempengaruhi mereka.

Jadi Anda tidak mengetahui proses pencopotan Nazaruddin?

Sekali lagi, saya itu tidak ada urusannya dengan Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Mereka yang duduk di situ adalah sesepuh partai. Dihormati kader-kader partai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya