Agar Lansia Terhindar dari Malnutrisi

Ilustrasi Pasangan Usia lanjut
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi

VIVAnews – Kendati secara fisik orang berusia lanjut  tampak sehat dan tak terlihat kurus , malnutrisi sering menghinggapi mereka. Semakin tua umur seseorang, semakin tinggi risiko terkena malnutrisi.

Selain faktor  usia, penyakit tertentu, menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut.

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku

Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik membawa konsekuensi defisiensi energi, protein dan nutrisi lainnya. Akibatnya, menurunkan kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.

 “Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi masalah sosial, ekonomi, fisik-somatik, dan lingkungan. Malnutrisi pada pasien lansia yang sakit akan meningkatkan komplikasi penyakit, waktu penyembuhan lebih lama serta biaya pengobatan membengkak,” ungkap dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, FINASIM pada acara Media Edukasi yang diselenggarakan Departemen Penyakit Dalam FKUI dan Abbott Nutrition dalam rangka menyambut  hari Lansia 29 Mei  2011 dalam rilis yang diterima VIVAnews, Rabu, 25 Mei 2011.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Menurut dr Nina, nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari pengobatan agar penanganan penyakit lebih baik dan efesien.

Di dunia, saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu usia 60 tahun lebih (data UNFPA). Dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiga tinggal di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237 juta jiwa dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk usia lanjut.

Jumlah populasi lansia Indonesia  menjadi yang  terbesar di dunia  (414 persen) pada tahun 2025. “Kita harus siap menghadapi konsekuensi logis masalah yang muncul seiring dengan ledakan populasi usia lanjut ini.”

Keluhan pasien usia lanjut yang datang ke RS seringkali karena tidak mengonsumsi nutrisi dengan baik. “Penting  memperbaiki asupan nutrisi agar orang tua dapat mengkonsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh”, ujar dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD.

Dia  menyatakan, konsumsi nutrisi sebaiknya dilakukan sejak dini untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kualitas hidup.

“Lansia masih beraktifitas dan menikmati masa tua bersama keluarga seperti yang dicita-citakan,” tambah dr  Edy. (eh)

 

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya