- Antara/ Wildan Anjarbakti
VIVAnews - Fluktuasi harga pangan dan energi masih menjadi ancaman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. Kedua masalah yang terjadi sejak 2010 itu masih akan mempengaruhi Indonesia tahun depan.
"Iklim juga belum bisa diprediksi, persediaan bahan makan tidak bisa dijamin, dan akan menciptakan pergerakan harga yang susah diperkirakan untuk sementara di Indonesia" ujar Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Firmanzah, di Jakarta, Kamis, 26 Mei 2011.
Masalah harga pangan juga disebabkan diversifikasi pangan yang belum terbangun. Fluktuasi harga beras dunia juga masih akan mempengaruhi Indonesia.
Sementara itu, tantangan yang dihadapi tahun depan, infrastruktur masih menjadi persoalan utama. Tak hanya itu, masalah logistik nasional juga harus diperbaiki. Hal itu untuk memudahkan integrasi sentra produksi dari berbagai daerah.
Menurut dia, jika dua ancaman itu bisa ditangani, angka inflasi akan lebih rendah dibanding tahun ini. Namun, ancaman inflasi itu juga tergantung dari harga minyak. Jika harga Premium dinaikkan pada 2012, inflasi akan melonjak. Yang menjadi masalah saat ini, lifting minyak tidak sesuai target, dan harga Premium masih ditahan pemerintah.
"Jadi, sampai sejauh mana APBN kita menahan subsidi Premium. Apa pun itu, rasanya bayang-bayang inflasi masih menghantui pada 2012," kata Firmanzah. (art)