- VIVAnews/ Fajar Sodiq
VIVAnews - Menggelar fashion show di Keraton Surakarta membuat Anne Avantie harus melakukan beberapa ritual dan mengikuti pakem-pakem yang berlaku di keraton. Tak berlebihan karena ia menjadikan area sakral sebagai panggung catwalk.
“Sebelumnya, saya telah melakukan wilujengan, puasa dan caos dhahar. Ini dilakukan sebelum menggelar fashion show," ucap Anne Aventie, dalam jumpa pers menjelang fashion show, di Keraton Surakarta, Jumat, 27 Mei 2011.
Dalam penataan panggung, ia juga tak bisa mengabaikan norma dan tata aturan yang berlaku di keraton. Panggung catwalk tidak boleh melebihi tinggi Sasana Sewaka, yang biasa untuk jumenengan tingalan raja keraton. Penempatan panggung yang berada di samping Sasana Sewaka itu juga tidak boleh membelakangi tempat penyimpanan pusaka dan kereta kencana.
“Bahkan saat akan melakukan pemotongan cabang pohon yang sedikit mengganggu penataan panggung juga dilakukan wilujengan terlebih dahulu. Di salah satu sisi panggung dikosongkan dan tidak boleh diisi kursi, karena area tersebut dulunya dipercaya menjadi tempat persinggahan kereta kencana Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul," kata Anne.
Sementara itu, kerabat keraton, Gusti Kanjeng Rati Timur, menjelaskan, pagelaran fashion show di pelataran keraton ini dilakukan agar orang lebih mengenal keraton, baik adat maupun budayanya. “Ini bukan bentuk desakralisasi keraton, tetapi keraton telah membuka diri untuk masyarakat luas,“ kata Gusti Rati.
Laporan: Fajar Sodiq | Solo, umi