- ecoliblog.com
VIVAnews - Beberapa negara telah memblokir berbagai sayuran asal Eropa berkaitan dengan merebaknya wabah bakteri Eschericia Coli (E. Coli) di Jerman. Negara tersebut antara lain Uni Emirat Arab dan Rusia namun tidak demikian halnya dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengungkapkan saat ini Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga Badan Karantina Pertanian. Ia menegaskan belum ada gangguan mengenai impor sayuran dari Eropa.
"Ini untuk untuk memahami masalah sebenarnya dan memastikan standar apa yang diterapkan untuk sayuran yang mengandung E. Coli," ujar dia di Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu, 8 Juni 2011.
Mari menjelaskan, hingga kini belum ada gangguan dari sisi impor dari Eropa. Dari sisi impor sayur-sayuran dari Eropa nilainya hanya US$4 juta (Rp34,04 miliar).
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau pada masyarakat agar waspada terhadap penyakit akibat bakteri E. Coli. Sebab, menurut dari data Kementerian Kesehatan, wabah penyakit ini sebenarnya mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011.
Sampai 2 Juni 2011, Jerman menemukan 520 kasus haemolytic uraemic syndrome (HUS) dengan 11 kematian. Terdapat 1.213 kasus enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC), 6 diantaranya meninggal. Artinya, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian.
"Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan kasus yang sama yaitu Austria, Czech Republic, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Inggris dan Amerika Serikat," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama.