- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Profesi hakim tengah menjadi sorotan pasca tertangkapnya hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Syarifuddin Umar, olek KPK. Syarifuddin diduga menerima sogokan Rp250 juta dari kurator Puguh Wirawan, terkait perkara kepailitan PT Skycamping Indonesia. KPK juga menemukan ribuan lembar uang asing di rumah Syarifuddin. Tak ayal lagi, Mahkamah Agung pun memecatnya.
Komisi Yudisial sebagai lembaga yang berwenang mengawasi hakim, mengungkapkan bahwa selama Januari sampai April 2011, mereka menerima lebih dari seribu pengaduan masyarakat terkait hakim nakal. “Dalam empat bulan terakhir, kami menerima 1.414 laporan,” kata Komisioner KY Taufiqurrahman Syahuri di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 11 Juni 2011.
Menurutnya, dari 1.414 laporan tersebut, baru 1 hakim yang diberhentikan, sementara 3 hakim lainnya diberhentikan sementara, dan 6 hakim menerima teguran tertulis. Taufiq menyatakan, pengaduan hakim nakal paling banyak ditujukan kepada hakim di pengadilan negeri. “Jumlahnya sampai 329 laporan,” ujar Taufiq.
“Hakim Pengadilan Negeri ada 329 laporan, disusul Hakim MA 68 laporan, Hakim Pengadilan Niaga 37 laporan, Hakim PTUN 18 laporan, dan Hakim Pengadilan Agama 15 orang,” papar Taufiq. Laporan paling banyak, imbuhnya, ditujukan untuk hakim yang bertugas di Jakarta.
“Ada 110 laporan untuk hakim di Jakarta, disusul 53 laporan untuk hakim di Sumatera Utara, dan 49 laporan untuk hakim di Jawa Timur,” kata Taufiq lagi. Ia menilai, persoalan hakim nakal tak lepas dari ketiadaan rekruitmen yang ketat dan transparan terhadap para hakim.
“Kalau keluarganya hakim, pasti bisa jadi hakim” ujar Taufiq. Oleh karena itu, KY mengusulkan penyusunan UU yang memberikan kewenangan dari KY dan MA untuk menyeleksi hakim. (umi)
Tidak Fokus Berkendara, Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5
Baru-baru ini, beredar video viral menunjukkan peristiwa kecelakaan pengendara motor menabrak mobil BMW Seri 5 yang sedang ingin menyeberang dari sisi kanan jalan ke arah
