PM Thailand: Negara Berkembang Harus Didengar
- AP Photo
VIVAnews- Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva, mengatakan suara negara berkembang seperti yang berada di kawasan Asia Timur haruslah di dengar. Sebab, kawasan ini memberi pengaruh dan kekuatan bagi ekonomi dunia.
Abhisit menyampaikan hal itu dalam pidato penutupan World Economic Forum on East Asia di Jakarta, Senin 13 Juni 2011. Ia menyampaikan pandangannya mengenai era globalisasi baru. Menurut dia, sebagian negara selama ini tampak menjadi "korban" globalisasi karena mengambil peranan pasif. "Kita harus aktif, untuk itu kita hadir di sini," ujarnya.
Dalam percaturan negara global, semua negara membutuhkan koordinasi global untuk mencari solusi bersama. Hal itu terlihat pada saat krisis finansial global, negara-negara anggota G20 bertemu tak hanya menghasilkan perjanjian, namun memberi jawaban bagi dunia. "Saat ini kita menghadapi bagaimana mencari solusi global untuk mencapai ekonomi yang berkesinambungan," ujarnya.
Beberapa isu yang perlu dibahas yaitu daya saing, ekonomi berkelanjutan, penyederhanaan regulasi dan masalah pajak. Hal ini termasuk bagaimana pemerintah dan swasta bekerja sama untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Reformasi diperlukan untuk mengatasi tantangan itu, seperti pentingnya sektor swasta mendukung kebijakan agar pertumbuhan ekonomi tak hanya dinikmati sebagian masyarakat saja," ujarnya.
Abhisit memberikan contoh, untuk meningkatkan taraf hidup di Thailand, pemerintah bekerjasama dengan swasta, menumbuhkan wirausaha, dan memerangi korupsi.
Ia menyebutkan meski di Thailand terdapat masalah politik, namun pertumbuhan ekonomi tetap menjadi masalah utama. Thailand juga ingin berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi global. "Apapun hasil pemilu mendatang, agenda WEF tetap menjadi agenda pemerintah" ujarnya.
DJKI - Tokopedia Bantu Kembangkan Usaha Produk Indikasi Geografis
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara DJKI dengan Tokopedia sebagai wujud implementasi kerja sama yang telah terjalin antara kedua belah pihak.
