ADB: Ekonomi Kuat, Kemiskinan Bayangi Asia

Warga miskin berebut mendapatkan paket sembako murah.
Sumber :
  • ANTARA/Ahmad Subaidi

VIVAnews - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia sebesar 7,8 persen tahun ini. Sementara itu, pada 2012, pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7,7 persen, dengan India dan China termasuk di dalamnya.

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ungkap 2 Hal yang Dilakukan Guna Mencegah Korupsi

Namun, ADB memperkirakan kemiskinan tetap bertahan di tengah menguatnya perekonomian Asia. Prediksi ini didasarkan atas beberapa risiko seperti inflasi, perubahan arus modal, dan lambatnya pemulihan ekonomi negara-negara maju.

ADB menyatakan, tingginya prediksi pertumbuhan ekonomi pada 2011 dan 2012 sebagai pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam satu dekade terakhir, terutama dalam hal ekspor antarkawasan. Sayangnya, pola pertumbuhan ekonomi Asia belum dapat dirasakan seluruh penduduknya.

"Meskipun angka kemiskinan menurun secara signifikan, Asia masih menjadi rumah bagi mayoritas masyarakat yang sangat miskin dunia. Masalah yang paling signifikan mendesak mereka adalah melambungnya harga pangan dan energi," kata pimpinan ADB, Haruhiko Kuroda dalam laporan tertulisnya, Selasa 14 Juni 2011.

China dan India, dia menambahkan, memiliki andil yang besar dalam kesuksesan perekonomian Asia. Tetapi, sebagian kawasan lainnya masih memiliki pendapatan minim dan tidak dapat mengoptimalisasi keuntungan dari kebijakan perdagangan bebas.

"Ini bukan hanya masalah kuantitas dari pertumbuhan, tetapi kualitas. Pertumbuhan inklusif itu penting," kata Kuroda.

Kuroda menambahkan, negara-negara Asia harus bergerak menuju ekuitas pembangunan yang lebih baik, mengurangi kesenjangan antara negara yang sudah maju dan yang masih tertinggal. Tanpa adanya fokus terhadap masalah ini, negara-negara berpenghasilan rendah akan terus terbelenggu oleh kemiskinan dan terjerumus dalam jebakan penghasilan menengah.

"Dan perdagangan adalah elemen yang paling penting dari keseluruhan proses. Aid for Trade membantu negara berkembang untuk membangun kapasitas dan infrastruktur perdagangan untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan dari peluang akses pasar," ujar Kuroda.
 
Dalam Regional Review Meeting on Aid for Trade bertema Aid for Trade Initiative The Asia-Pacific Experience di Hotel Shangrila hari ini, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, bantuan perdagangan kepada Indonesia harus jelas dan konkret serta benar-benar dapat membantu pertumbuhan perekonomian melalui perdagangan.

"Untuk efektif Aid for Trade kepada donor dan lain sebagainya, kami sebagai negara harus jelas maunya. Apa konkretnya, apa yang benar-benar membantu kami. Jadi, kunci utama sebenarnya di situ," kata Mari. (art)

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Perbaiki Kualitas APBD, Singgung Permukiman Kumuh
Mata uang Indonesia, Rupiah

BI Catat Uang Beredar Maret 2024 Rp 8.888 Triliun, Naik 7,2 Persen

Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh lebih tinggi.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024