PDIP: Pemerintah Tak Bekerja Lindungi Ruyati

Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews / Erik Hamzah

VIVAnews -  Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, yang membidangi kesejahteraan rakyat, kemarin menemui keluarga Ruyati, tenaga kerja Indonesia yang akhir pekan lalu dihukum pancung di Arab Saudi.

Vokasi Industri Kemenperin Buka Pendaftaran Sampai 31 Mei

Dalam pertemuan itu, yang berlangsung Selasa kemarin, PDIP mendapat informasi bahwa pemerintah, dalam hal ini Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, tak pernah mendampingi serius almarhumah selama di pengadilan.

"Dari pembicaraan kami dengan keluarga almarhumah, ternyata tidak ada pendampingan yang serius terhadap Ibu Ruyati selama menjalani persidangan," kata Ribka Tjiptaning Proletariyati, politikus PDIP yang menjadi Ketua Komisi IX DPR.

Tjiptaning menyatakan, pemerintah lalai memberi informasi proses hukum Ruyati. "Informasi sidang pertama bulan Mei 2010 baru diketahui keluarga bulan Januari 2011 dan itu pun karena keluarga mencari informasi langsung  ke Deplu," kata Tjiptaning dalam rilis yang diterima VIVAnews, Rabu 22 Juni 2011.

Sebab itu, lanjutnya, pernyataan tentang kegagalan pemerintah melindungi Ruyati menjadi kontroversial. "Kalau gagal berarti sudah ada upaya, tapi ini kan terbukti tidak ada upaya. Jadi, apa kerja pemerintah melindungi warganya," kata Tjiptaning.

Dalam kesempatan itu, Tjiptaning juga menyesalkan keseriusan pemerintah dalam menjalankan kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi. "Ada apa pemerintah kok tidak mau mengeluarkan keputusan moratorium pengiriman tenaga kerja? Jawabnya gampang saja, itu kan terkait bisnis yang menghasilkan dana yang menggiurkan," katanya.

Ribka juga menyesalkan sikap Menakertrans  yang mengabaikan undangan Komisi IX DPR untuk membahas persoalan hukuman mati terhadap Ruyati. "Kami dari komisi IX sangat terbuka menanti kedatangan Pak Muhaimin Iskandar, karena jadwal kerja kami memungkinkan untuk menggelar rapat hingga pukul 23.00 malam ini.

Tapi Pak Muhaimin lebih mementingkan untuk menghadiri acara Tegal Ekspo. Bahkan tidak bisa hadir karena dari Tegal ke Jakarta Muhaimin memutuskan naik kereta api dan beralasan waktunya tidak mungkin malam ini," ujar Ribka.

Terpopuler: KPU Tetapkan Presiden Baru, Prabowo Sebut Senyum Anies Berat

Pulangkan Jenazah

Pada pertemuan dengan para anggota Poksi PDI Perjuangan DPR RI Komisi IX itu, keluarga almarhumah Ruyati meminta agar Komisi IX memperjuangkan jenazah almarhumah bisa dibawa ke Indonesia.

Shin Tae-yong Galau Harus Hadapi Negara Sendiri

"Kami juga minta dukungan Komisi IX agar perusahaan yang mengirim ibu kami bisa diproses secara hukum karena perusahaan itu memalsukan dokumen terkait usia ibu saya yang lebih muda 11 tahun dari usia yang sebenarnya," ujar Evi Kurniyati, anak almarhumah, di hadapan para anggota DPR itu.

Kelompok Fraksi (Poksi) PDI Perjuangan Komisi IX DPR RI mengunjungi keluarga Ruyati, di Kampung Ceger RT 03/01 Sukarma, Sukatani, Bekasi, pada Selasa 21 Juni kemarin. Evi Kurniyati langsung menangis di hadapan rombongan DPR RI yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning. Evi menceritakan bahwa Ibunya selama ini sebenarnya sering disiksa, dipukul, ditendang, diludah oleh majikannya.

Anggota DPR RI tersebut serius mendengarkan keluhan dan permohonan Evi. Dalam kunjungan itu juga hadir anggota Komisi IX DPR RI seperti dr. Karolin Margret, Imam Suroso, dr Surya Candra, Sri Rahayu dan Sugianto Sabran. (ren)

Chandrika Chika

Viral Obrolan Lawas Billy Syahputra dengan Chandrika Chika, Ibunya Singgung Soal Narkoba

Saat itu ibunda Chandrika Chika berharap putrinya bisa lebih selektif dalam memilih teman pergaulan. Sebab berdasarkan penuturan Chika, dia ingin masuk ke semua pergaulan

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024