- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Pemerintah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, mengklaim bahwa kasus pembobolan dana nasabah yang menimpanya, sebetulnya murni disebabkan fraud di PT Bank Mega Tbk. Pemkab Batubara hanyalah korban dalam kasus ini.
Kuasa hukum Pemkab Batubara, Wa Ode Nur Zainab, lalu menjelaskan alasan kliennya menempatkan dana di Bank Mega Cabang Jababeka, Bekasi, bukan di daerahnya sendiri.
Menurut dia, saat itu, kepala cabang Bank Mega Jababeka langsung mendatangi Pemkab Batubara. "Mereka menawarkan bunga 7 persen," kata dia usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, di Senayan, Jakarta, Rabu 22 Juni 2011.
Dia menjelaskan, dipilihnya deposito Bank Mega karena bank-bank lain tidak menawarkan bunga sebesar itu. "Kami sebelumnya telah membandingkan dengan bank-bank lain," katanya. "Nasabah tentunya ingin mencari keuntungan. Kebetulan saja mereka menawarkan 7 persen."
Wa Ode mengatakan, bila bank di daerahnya menawarkan hal yang sama, tentunya Pemkab akan menempatkan di bank setempat.
Bupati Kabupaten Batubara, OK Arya Zulkarnain, mengharapkan Bank Mega segera mengembalikan dana tersebut. Sebab nantinya dana itu untuk belanja daerah. Dana yang dimiliki Pemkab Batubara saat ini hanya cukup menopang hingga Agustus. "Ini uang negara yang akan digunakan untuk pengembangan daerah. Jadi harus segala dikembalikan," katanya.
Sebelumnya, pada rapat ini, DPR mempertanyakan alasan Pemkab Batubara yang harus repot-repot memilih menempatkan dananya di deposito Bank Mega cabang Jababeka yang sangat jauh, bukan di bank-bank lain yang berada di dekat daerahnya. (art)
Pembiayaan Kendaraan Listrik Meningkat 338 Persen
Mandiri Utama Finance sebagai anak perusahaan Bank Mandiri yang bergerak dalam bidang jasa pembiayaan, kembali menyelenggarakan MUF Auto Fest 2024 di Jakarta dan digelar
