Kronologi Rusuh di Lapas Kerobokan

Lapas Kerobokan Denpasar, Bali
Sumber :
  • Dewi Umaryati | VIVAnews

VIVAnews - Rusuh terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Bali, Sabtu 25 Juni 2011 dini hari. Diawali inspeksi mendadak atau sweeping narkoba yang menyasar salah satu napi.

Prabowo Bertemu Cak Imin, PAN: Jangan Langsung Artikan PKB Sudah Pasti Gabung

Tiba-tiba, narapidana menyerang petugas lapas dan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN). Kepala Lapas, Siswanto juga jadi korban, ia terluka di bagian tangan dan kepala.

Sebagai gambaran terjadinya insiden itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, Taswem Tarib membeberkan kronologi rusuh.

Didampingi Kalapas Kerobokan, Siswanto, ia mengatakan, awalnya BNN Pusat mengirim surat yang ditujukan kepada Kalapas Kerobokan perihal penangkapan terhadap napi bernama, Riyadi (sebelumnya ditulis Hariadi). Surat bernomor SP.KAP/qk/SPK/VI/2011 menjelaskan maksud untuk menangkap Riyadi.

Atas koordinasi itu, kemudian tim BNN datang untuk menjemput Riyadi. Ketika tim BNN sampai di Lapas Kerobokan, Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) Kerobokan menelepon Kalapas Siswanto.

Siswanto pun datang ke Lapas Kerobokan. Siswanto menawarkan untuk menjemput sendiri napi binaannya tanpa tim dari BNN. Namun, tawaran itu ditolak oleh BNN. Alhasil, tim dari BNN didampingi Kalapas Kerobokan menuju Wisma Cempaka tempat di mana Riyadi berada.

Taswem melanjutkan, lantaran kondisi Lapas yang sudah kelebihan, maka sebagian napi tidur di lantai di luar wisma.

"Mungkin saat itu, melihat 15 orang tim dari BNN dengan pakaian lengkap seperti masker dan senjata, maka mereka kaget. Apalagi, mereka membawa kamera handycam yang dikira wartawan. Maka, mereka langsung reaktif," kata Taswem, Sabtu sore 25 Juni 2011.

Saat itulah, lanjut Taswem, muncul reaksi dari penghuni Lapas. Apalagi, saat melihat Riyadi digiring oleh petugas BNN. Mereka langsung marah dan menyerang petugas.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Pada kesempatan itu, satu orang yang membawa kamera handycam sempat dipukuli oleh napi yang berjumlah puluhan orang tersebut. Tim BNN sendiri langsung pergi membawa target yang diburunya, Riyanto. Namun, Siswanto tetap bertahan dan berupaya menenangkan napi binaannya.

Lantaran melihat napi memukuli humas BNN, maka Siswanto berinisiatif melerai dengan cara memeluknya. Apes, ia malah kena bogem mentah napi yang sudah kalap itu. "Akhirnya, Pak Siswanto berhasil menyelamatkan diri bersama humas BNN itu. Saya lupa namanya. Nah, ini malah menimbulkan kekesalan baru bagi para napi," jelas Taswem.

Ia menambahkan, lantaran itu, maka napi lain di Wisma Edelwis, Kamboja,  Kebana, dan Kendang Harum ikut berontak dan akhirnya berhasil merubuhkan tembok wisma yang mereka diami. "Jadi, total ada lima wisma yang dijebol. Mereka bersatu karena mungkin solidaritasnya sesama napi sudah terjalin. Mereka akhirnya merangsek merusak berbagai fasilitas lainnya," tuturnya.

Mengetahui kondisi yang parah, akhirnya Siswanto langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian. "Saya langsung telepon Polres Badung dan Polda Bali. Beruntung semua cepat diantisipasi, dan tak ada warga binaan kami yang kabur," kata Kalapas Siswanto. (art)

Laporan: Bobby Andalan|Bali

Diecast Bukan Sekadar Mainan Semata
VIVA Militer: Gedung Konsulat Iran di Damaskus hancur akibat serangan Israel

Jenderal Zahedi Tewas Dibunuh Israel, Iran Tarik Pasukan dari Suriah

Pasukan Iran ditarik dari wilayah selatan Suriah.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024