Jelang Puasa, Harga Barang Bakal Naik 10%

Mendag Mari Pangestu di Pasar Rumput
Sumber :
  • Andika Wahyu
VIVAnews - Mesti bulan puasa masih sekitar satu bulan lagi, pemerintah mulai bersiap untuk menjaga ketersediaan bahan makanan serta memastikan distribusi berjalan untuk meredam gejolak peningkatan harga.
Mazda Hadirkan 2 Mobil Keren di Auto China 2024

Alasannya, pemerintah memperkirakan harga barang kebutuhan pokok menjelang puasa dan lebaran bakal naik 5 hingga 10 persen. Namun, tidak menutup kemungkinan, kenaikan harga bisa melebihi perkiraan tersebut akibat adanya gangguan distribusi dan spekulasi. 

Denny Cagur Lolos Jadi Anggota DPR, Gimana Kariernya di Dunia Entertainment?
"Dari sisi stok kami tidak khawatir. Ini menjelang rapat koordinasi yang harus diintensifkan untuk memastikan pada saat mulai puasa, barang sudah cukup," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin, 27 Juni 2011.

Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab
Mari Elka mengatakan, harga beras pada Juli-Agustus pada tahun ini dipastikan naik. Kondisi itu terjadi karena faktor musiman yang tiap tahun kerap terjadi.

Selain beras, Kementerian Perdagangan juga memberi perhatian khusus pada daging. Sebab, stok daging yang aman sebelum lebaran biasanya akan berkurang setelah perayaan hari besar bagi umat Islam tersebut.

"Jika barang yang tidak tahan lama biasanya H minus 3-5 hari itu pasti naik. Cabai, daging ayam, dan daging itu pasti naik," kata Mari. "Itu normal, biasanya habis lebaran barang-barang akan turun lagi. Yang harus dipastikan pola perkiraan stok setelah lebaran bukan hanya sebelum lebaran."

Beruntung selama puasa maupun lebaran, pemerintah memperkirakan harga gula relatif stabil. Kalaupun terjadi penurunan harga, tidak akan tajam. Hal yang sama terjadi pada harga minyak goreng yang kemungkinan sedikit lebih murah.

Selain persoalan stok dan harga barang, pemerintah akan mengintensifkan pengawasan barang kadaluarsa. Bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Karantina, Ditjen Bea Cukai, dan perusahaan retail modern, pemerintah akan menyiapkan tim terpadu pengawasan barang beredar secara berkala.

"Sejak tiga tahun lalu misalnya, jika konsumen menemukan barang yang kadaluarsa, itu bisa dikembalikan dan uang diganti dua kali lipat," kata Mari.

Pemerintah juga mengimbau agar konsumen lebih cerdas dalam memilih barang-barang yang dikonsumsi dan meningkatkan kesadarannya. Karena hal itulah yang paling ampuh untuk menghindari meluasnya peredaran produk kadaluarsa.

Mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga akibat ulah spekulan, Mendag menyatakan satu-satunya jalan untuk mengurangi spekulasi adalah menjamin stok cukup dan menggelar operasi pasar. "Kalau daging, di DKI Jakarta setiap tahunnya menggelar pasar murah jelang lebaran," tegas Mari. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya