- AP Photo/Bullit Marquez
VIVAnews - Tepat setahun yang lalu, Benigno "Noynoy" Aquino III resmi menjadi presiden baru Filipina, menggantikan Gloria Macapagal Arroyo. Dalam pidato pertama usai dilanti sebagai presiden, Rabu 30 Juni 2010, Aquino berjanji menegakkan keadilan yang sejati dan seutuhnya bagi rakyat Filipina.
Menurut kantor berita Associated Press, pelantikan Noynoy merupakan prestasi istimewa bagi keluarga Aquino. Dia berhasil meraih prestasi yang pernah diukir mendiang ibunya, Corazon Aquino, yaitu menjadi presiden Filipina.
Ratusan ribu orang berpakaian warna kuning, yang menghadiri pelantikan presiden baru, bertepuk tangan dan mendengungkan nama Noynoy begitu dia mengambil sumpah di alun-alun Rizal Park, Manila.
Wakil Presiden Jejomar Binay diambil sumpah sebelum Aquino. Upacara pelantikan itu menyerupai konser musik dengan menghadirkan sejumlah penyanyi dan pemain orkestra, yang mendendangkan lagu-lagu nasional.
Aquino, mengenakan setelan khas setempat, dalam bahasa Tagalog berjanji akan memerangi korupsi, terutama di badan pemerintah yang dikenal dengan korupsi yang merajalela seperti biro bea cukai dan penerimaan internal. Dia berjanji akan membawa era baru pemerintah yang baik, reformasi, dan birokrasi.
"Hari ini impian kita akan menjadi kenyataan," kata Aquino. "Hari ini adalah akhir sebuah kepemimpinan yang telah sekian lama tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat," kata putra mendiang Senator Benigno Aquino Jr. ini.
Rakyat Filipina dicengkeram kemiskinan, korupsi, konflik bersenjata, dan terpecah belah selama berpuluh tahun. Pada malam menjelang pengambilan sumpah, Aquino mengaku merasa cemas atas situasi itu.
Namun, dia tetap yakin bahwa jutaan orang yang memberikan suara untuknya dalam pemilu lalu akan terus memberi dukungan dalam mengatasi berbagai persoalan.