Galungan, Bali Libur Lokal Rabu Besok

Hari Raya Galungan di Bali
Sumber :
  • kutabeach.web.id

VIVAnews - Hari Raya Galungan sebagai bentuk kemenangan dharma (kebaikan) melawan a-dharma (kejahatan) jatuh pada Rabu 6 Juli 2011. Namun, rangkaian menuju Galungan sudah dilakukan sejak jauh hari. Bahkan hari ini merupakan hari Penampahan, di mana seluruh umat Hindu se-Indonesia memasang penjor (janur) dan memotong massal babi untuk disantap dan dipersembahkan dalam upacara.

Di Bali sendiri, menyambut Hari Raya Galungan tampak begitu semarak. Bahkan, mayoritas penduduk Bali yang beragama Hindu itu meliburkan seluruh aktivitas perkantoran. Pantauan VIVAnews.com, jalan-jalan raya yang biasanya dipadati kendaraan bermotor kini lengang. Pusat perkantoran Pemerintah Provinsi Bali di kawasan Renon, Denpasar tak tampak aktivitas. Hanya penjaga keamanan yang berjaga-jaga si setiap pintu masuk Kantor Gubernur Bali, DPRD Bali dan SKPD se-Provinsi Bali.

Pemandangan sama juga terlihat pada pusat perkantoran Pemerintah Kota Denpasar. Tak hanya perkantoran pemerintah, perkantoran swasta pun sudah banyak yang meliburkan diri. Nampak di beberapa kantor swasta dipasang pengumuman libur mulai hari ini hingga Kamis 7 Juli 2011. Jumat 8 Juli 2011, aktivitas dipastikan normal kembali.

Dihubungi melalui telepon genggamnya, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali, I Ketut Teneng, mengatakan, libur lokal yang terjadi hanya di Bali ini merupakan kebiasaan yang sudah sejak lama. Pemprov Bali sendiri tak memberikan instruksi khusus terkait libur Galungan ini. "Tak ada instruksi atau pengumuman libur. Semua berjalan sejak lama. Dari dulu di Bali ini selalu libur saat Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti," katanya kepada VIVAnews.com, Selasa 5 Juli 2011.

Meskipun berdasar kalender nasional hari ini hingga Kamis mendatang merupakan hari kerja normal, namun itu tak membuat Bali patah semangat untuk meresapi makna Galungan. Pasalnya, Bali memiliki kalender lokal sendiri, di mana pada hari ini hingga dua hari ke depan merupakan libur Hari Raya Galungan. "Tetapi meskipun libur, bukan berarti kami berleha-leha bekerja. Semua pekerjaan dikebut sebelum liburan. Jadi, semua berjalan tanpa membuat pekerjaan terbengkalai," katanya.

Ritual Galungan


Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana mengungkapkan, selain hari Penampahan, rangkaian Galungan sendiri sudah digelar sejak beberapa hari sebelum hari "H" dengan berbagai macam ritual keagamaan. Sebut saja misalnya pada hari Kamis 30 Juni 2011 sudah digelar ritual untuk membersihkan alam yang diberi nama Pesugihan Jawa. Keesokan harinya atau pada Jumat 1 Juli 2011, digelar ritual Pesugihan Bali yaitu ritual untuk membersihkan diri. Pada minggu 3 Juli 2011 seluruh umat Hindu menggelar ritual sebagai bentuk pengendalian diri.

"Ritual tersebut dimaksudkan untuk membatasi dan mengendalikan keinginan yang tidak baik. Pada Senin 4 Juli 2011, seluruh umat menggelar ritual sebagai bentuk kesiapan untuk menahan godaan. Pada selasa 5 Juli 2011 hari ini, masuk ke ritual penampahan, di mana seluruh umat memasang penjor (janur) sebagai bentuk lambang kesuburan dan lambang kemenangan," jelasnya.

Pada hari ini juga, kata Sudiana, seluruh umat Hindu memotong ribuan babi yang nanti akan dipersembahkan sebagai sarana upacara. Selain itu, ribuan babi itu juga akan dibagikan kepada umat untuk dimakan. "Ini sebagai bentuk bahwa seluruh umat sudah siap untuk menyambut Galungan. Rabu 6 Juli 2011 besok baru hari "H" Galungan, semua umat sembahyang si Pura. Semua rangkaian ritual itu bermuara pada pengendalian diri dan mengharap keberkahan Tuhan dengan segala manifestasinya," kata Sudiana.

Tujuannya untuk menyelaraskan alam semesta dengan kehidupan manusia. Dengan begitu, harmonisasi antara manusia dengan alam dapat terwujud. Kendati begitu, Sudiana berharapĀ  pengendalian diri dapat dilakukan tidak hanya ritual saat Galungan belaka, namun juga diaplikasikan setiap hari. Dengan begitu ia berharap agar pertengkaran yang menerpa umat Hindu hanya karena persoalan sepele tak terjadi di waktu depan. "Galungan ini universal. Tidak hanya kepada Umat Hindu, tetapi juga kepada seluruh alam semesta. Untuk itu, kami berharap agar Galungan ini benar-benar dimaknai agar konflik yang melanda masyarakat Bali dapat hilang," harapnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra mengatakan, sudah menjadi tradisi setiap penampahan Galungan masyarakat Bali memotong ribuan ekor babi secara massal.

Ribuan ekor babi itu, katanya, sudah dipersiapkan sejak lama agar permintaan di pasar dapat terpenuhi. Dinas Peternakan sendiri, sambungnya, sudah mengantisipasi lonjakan permintaan babi, sehingga Bali dapat memenuhi kebutuhan daging babi dengan tidak mendatangkannya dari luar daerah.

"Kami sudah persiapkan dan antisipasi sejak lama, sehingga mendatangkan babi dari luar daerah dapat dihindari. Ribuan ekor babi itu dipotong pada waktu bersamaan dan dilakukan oleh seluruh Desa Pakraman (Desa Adat) di seluruh Bali. Selain untuk dikonsumsi, daging itu nantinya digunakan sebagai sarana upacara," jelas Sumantra. (Laporan: Bobby Andalan | Bali)

Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?
Dr. BRA. Mooryati Soedibyo

Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Berikut deretan 4 rangkuman artikel terpopuler kanal Showbiz VIVA.co.id dalam Round Up sepanjang edisi Rabu 24 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024