Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi

Periksa Ibu hamil
Sumber :
  • 88db.com

VIVAnews - Angka kematian ibu saat melahirkan masih sangat tinggi, terutama di daerah-daerah terpencil.

Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

Demikian kata Menteri Peberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar saat ditemui di acara Workshop Aliansi Pita Putih di Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Bali, Senin, 11 Juli 2011.

Untuk menanggulanginya, kata Linda, pemerintah akan berusaha keras memaksimalkan jaminan persalinan untuk mengurangi risiko kematian ibu hamil. Ini terutama bagi mereka yang bermukim di wilayah terpencil serta di pulau terluar Indonesia.

“Sekalipun secara nasional jumlah kematian ibu hamil akibat melahirkan terus menurun, namun untuk daerah-daerah terpencil, jumlah tersebut masih sangat tinggi," katanya.

Penyebabnya macam-macam, mulai dari minimnya sarana medis sampai dangkalnya pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pertolongan pertama kelahiran, reproduksi, juga pernikahan dini.

Hingga kini, pemerintah terus melakukan upaya untuk menekan angka kematian akibat persalinan. Beberapa program yang dilakukan antara lain Jamkesmas, Gerakan Sayang Ibu, Gerakan Suami Siaga (Siap Antar Jaga), dan kampanye pemberian ASI eksklusif.

Terharu! Ivan Gunawan Resmikan Sebuah Masjid di Uganda, Ucapkan Rasa Syukur kepada Tuhan

Program pemberian ASI eksklusif akan lebih digiatkan di daerah terpencil. "Karena masalah kematian ibu saat melahirkan dan kematian bayi bukan hanya melulu soal kesehatan, tetapi juga berhubungan dengan faktor gizi, transportasi daerah terpencil, pendidikan, dan sebagainya,” ujarnya.

Pemerintah juga saat ini sedang memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pengetahuan reproduksi terutama kepada masyarakat di daerah terpencil. Pendidikan reproduksi dinilai sangat penting, lantaran efektif menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi.

“Berkali-kali kita terus memberikan pemahaman bahwa umur pernikahan yang paling ideal adalah 18 tahun ke atas. Namun, fakta di lapangan menunjukkan, banyak sekali generasi muda Indonesia yang menikah di bawah umur 18 tahun,” ujarnya.

Tantangan global saat ini adalah pencapaian sasaran MDGs tahun 2015 yakni angka kematian ibu sebesar 102 per 100 ribu kelahiran. Saat ini Indonesia baru mecapai 228 per 100 ribu kelahiran. “Sekalipun tantangan MDGs tersebut masih empat tahun ke depan, namun pemerintah saat ini masih terus berupaya dan optimistis bisa memenuhi target tersebut,” ujarnya. (pie)

Peluk Pratama Arhan Usai Indonesia Kalahkan Korsel, Azizah Salsha: Super Proud!

Laporan: Bobby Andalan| Bali

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi bersama Menhub Budi Karya Sumadi bertemu dengan sejumlah petinggi Pemerintah Jepang untuk membahas kerja sama di bidang Transportasi.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024