Polda Bali Antisipasi Masuknya Santri NTB

Pasca ledakan bom di Cirebon
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Kapolda Bali Irjen Totoy H Indra baru saja dilantik. Usai serah terima jabatan, Totoy mengaku agenda pertama yang dilakukannya adalah mengantisipasi masuknya santri di NTB yang diburu polisi. Ia mengatakan, seluruh aparat kepolisian di wilayah Polda Bali akan dikerahkan untuk memperketat pengamanan wilayah perbatasan terkait dengan peristiwa peledakan di Ponpes di Bima NTB.

“Sebenarnya, sekalipun tidak ada peledakan di Ponpes Bima, aparat di seluruh wilayah Polda Bali juga sudah melakukan pengamanan yang ketat terhadap seluruh pintu masuk yang ada. Namun karena adanya kasus peledakan yang terjadi, maka kita melakukan antisipasi untuk memperketat pengamanan pintu masuk ke Bali karena khawatir banyak buronan Ponpes tersebut migrasi ke Bali,” ujar Totoy di Mapolda Bali, Rabu 13 Juli 2011.

Menurut Totoy, sekalipun kasus peledakan tersebut terjadi dalam Pesantren Khilafiah Umar bin Khattab di Bima, NTB, namun Polda Bali belum berpikir untuk melakukan razia di beberapa pesantren yang ada di Bali. “Karena masih dalam kondisi aman. Namun, polisi berkewajiban untuk mengetahui beberapa kegiatan yang ada terutama kegiatan yang mencurigakan. Untuk di Bali semuanya masih dalam kondisi aman,” ujarnya.

Namun untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh pintu masuk ke Bali mulai dari pelabuhan resmi hingga pelabuhan tikus akan dipantau dengan ketat.

Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah ledakan di salah satu ruangan dalam Pondok Pesantren Khilafiah Umar bin Khattab di Desa Sila, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin 11 Juli 2011 sekitar pukul 15.30 WITA, yang menewaskan seorang pengurus pesantren. Polisi belum bisa melakukan olah TKP karena tidak diizinkan oleh pengelola pondok pesantren itu.

Korban tewas itu teridentifikasi  sebagai Ustad Suryanto Abdullah Firdaus yang menjabat sebagai bendahara di pondok pesantren  itu. Sejak ledakan terjadi hingga kini, polisi baru sebatas menghimpun keterangan dari berbagai pihak. Proses identifikasi bahan peledak dan kerusakannya juga belum bisa dilakukan.

Sejauh ini polisi menduga kuat ledakan itu berasal dari bom rakitan yang didasarkan pada kerasnya suara ledakan dan kepulan asap di lokasi kejadian. Ponpes Umar bin Khatab di Bolo, Kabupaten Bima, itu merupakan tempat pendidikan salah seorang santri yakni Sa’ban Abdurrahman  yang sedang dalam pemeriksaan intensif di Mapolda NTB karena teridentifikasi sebagai pelaku pembunuhan terhadap anggota Polsek Bolo-Bima Brigadir Rokhmat, 30 Juni lalu. (Laporan Bobby Andalan| Bali, eh)

Dok. Istimewa

Mahfud MD Bicara Pentingnya Jaga Demokrasi agar Terhindar dari Kediktatoran

Pakar hukum tata negara Mahfud MD berbicara mengenai pentingnya menjaga demokrasi di Indonesia agar pelanggaran-pelanggaran tak terjadi kembali.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024