- twitter@KBR68H
VIVAnews - Kepolisian Resort Bima tidak menemukan unsur bom dalam paket buku yang diletakkan di muka rumah Brigadir Mulyadin. Kepolisian masih menyelidiki motif dibalik teror yang menggemparkan warga Kampung Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Bima itu.
Kapolresta Bima, Ajun Komisaris Besar Polisi Kumbul Kusdwijanto, mengatakan, pihaknya sudah mengamankan pelaku yang terdiri dari empat orang remaja putri . Mereka selanjutnya dimintai keterangan terkait aksi teror tersebut. "Itu teror bom model buku, bukan bom buku karena tidak ditemukan adanya unsur bom. Pelaku sudah kami amankan dan masih dalam penyelidikan," kata Kumbul kepada VIVAnews.com Sabtu 16 Juli 2011.
Buku tersebut lanjut Kumbul diletakkan di tangga pintu rumah Brigadir Mulyadin yang berbentuk rumah panggung. Belakangan aksi keempat gadis bercadar itu diketahui oleh penghuni rumah yang menaruh curiga.
Keberadaan buku itu membuat pemilik rumah khawatir sehingga dilaporkan ke polisi. Kebetulan, rumah Mulyadin berdekatan dengan Mapolsek Asakota.
Menurut Kapolresta, teror bom buku itu berbeda dengan bom buku yang pernah meledak di Utan Kayu Jakarta Timur. Sebab buku yang ditemukan tersebut merupakan buku biasa. Meski begitu polisi tetap melakukan prosedur tetap untuk mengantisipasi masalah yang tidak dinginkan. "Hanya teror menggunakan buku yang ditaruh di tangga pintu saja, berbeda dengan bom buku Kayu Manis,"ujarnya.
Hingga saat ini polisi masih memeriksa keempat remaja putri yang diperkirakan berusia 18 tahun. Polisi, kata Kumbul, berkewajiban menjaga ketertiban serta keamanan masyarakat. Terlebih saat ini wilayah Bima tengah dihebohkan dengan kasus ledakan yang diduga bom di Pondok Pesantren Umar Bin Khatab, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
Laporan: Edy Gustan| NTB
Bacok Penjual Nasgor di Cilincing hingga Tewas, Bucing Terancam Hukuman 15 Tahun Bui
Pelaku MM alias Bucing berulah konyol sebelum membacok korban AF. Saat itu, ia menggeber knalpot motor ke kelompok korban yang tengah bangunkan sahur.
