Lima Kesulitan Metode KB Alami

Alat KB
Sumber :
  • doc Corbis

VIVAnews - Dari sekian banyak jenis kontrasepsi, sebagian kecil pasangan memilih membatasi kelahiran lewat metode kalendar atau KB alami. Metode ini dinilai lebih aman karena tidak menggunakan hormon dan tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan.

Bila menggunakan kontrasepsi jenis ini, pasangan harus memerhatikan masa ovulasi wanita dalam sebulan. Tapi banyak juga yang merasa khawatir akan 'kebobolan' ketimbang menggunakan kontrasepsi lain. Tak heran, KB alami hanya digunakan kurang dari lima persen pasangan.

Dustin Riechmann, seorang pakar kesehatan mengungkap, ada lima hal yang menjadi tantangan utama penggunaan KB alami, seperti dikutip dari Yourtango:

1. Kesalahfahaman mengenai kontrasepsi

Ada ungkapan 'banyak anak banyak rezeki,' sehingga pasangan atau komunitas agama dan kepercayaan tertentu yang menyatakan ber-KB, apapun jenisnya, merupakan hal yang tak sesuai dengan kepercayaan.

Pengaturan jarak anak lewat semua metode KB sebenarnya dimaksudkan agar ibu memiliki cukup waktu untuk pulih secara mental dan fisik. Selain itu, orang tua dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayang dengan mengatur jarak kelahiran anak.

2. Dokter tak merekomendasikan sistem kalender
Banyak dokter tak menganjurkan KB alami untuk pasangan. Alasannya, perlu banyak waktu untuk menentukan sistem terbaik bagi masing-masing pasangan. Sementara, sistem KB lainnya hampir dapat diterapkan semua orang, dengan sedikit penyesuaian.

3. Sistem kalender membutuhkan komitmen

Karena sistem kalender berdasarkan siklus kesuburan wanita, pasangan harus mengetahui kapan istri memasuki masa subur atau tidak secara akurat. Ini tentu membutuhkan komitmen pasangan.

Sedangkan, metode lainnya tidak membutuhkan usaha khusus seperti identifikasi waktu ovulasi. Misalnya, kontrasepsi pil KB yang harus diminum setiap hari dan suntik yang digunakan dalam beberapa bulan.

4. Komitmen pada 'periode pantang'

Saat menggunakan sistem kalender, pasangan tidak boleh melakukan hubungan seksual pada masa subur pasangan wanita untuk menghindari kehamilan.

Hal ini sulit bagi pasangan yang tidak dapat mengontrol dorongan seksual. Namun bagi beberapa pasangan dengan sistem kalender, mengaku periode pantang akan menyempurnakan kehidupan seks, mempererat keintiman dan komunikasi di antara mereka.

5. Acara khusus kerap terjadi di saat 'tak tepat'
Menikmati malam romantis bersama pasangan sehingga larut bisa saja membangkitkan gairah. Namun, bila terjadi pada periode ovulasi, berpotensi menimbulkan kehamilan.

Sehingga, dibutuhkan kemauan kuat pasangan bila tidak ingin terjadi kehamilan. Dan, hal ini sulit dilakukan beberapa pasangan yang tak mampu mengekang keinginan.

Riechmann menyebut, karena alasan-alasan tersebut KB dengan sistem kalender tidak dimaksudkan sebagai alat kontrasepsi massal. (eh)

Verrell Bramasta Pamer Momen Liburan ke Jepang, Boyong Ibunda Usai Lebaran
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman

TKN Prabowo-Gibran Yakin MK Tolak Permohonan Anies dan Ganjar

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman meyakini Mahkamah Konstitusi (MK) bakal menolak permohonan perkara perselisihan hasil pemilu (PHPU)

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024